KH Akhmad Khambali. (ist) |
Medan, Sigi24.com--Di dalam organisasi apapun tentunya memerlukan pegawai atau aparat yang beradab, mempunyai akhlak yang baik, tata krama, beretika, sopan, dan bijaksana dalam menjalin hubungan dengan stakeholder.
Menjadi pegawai atau aparat beradab bukan tentang bersikap seperti bangsawan, tetapi memahami pentingnya memperlakukan orang lain dengan respek seraya menjaga citra diri yang baik sebagai anggota Polri.
Polisi yang beradab pasti memiliki akhlak yang terpuji, mampu menerapkan ilmunya dengan baik, memahami nilai-nilai budaya, cenderung menghindari kebiasaan buruk, dalam kata-kata dan tindakan.
Mampu menempatkan adab di atas ilmu artinya polisi yang menempatkan ilmu tanpa beradab, akan menambah kesombongan dan tidak bermanfaat untuk dirinya dan orang lain dalam berorganisasi.
Namun sebaliknya dengan beradab dalam berilmu itu lebih mudah dipelajari dan diamalkan serta lebih mudah untuk disampaikan karena adab menerapkan akhlak yang mulia serta dapat mencegah silo antar bagian dan ego sektoral.
"Dengan demikian adab mengedepankan kemuliaan budi pekerti yang luhur dari pada orang yang berilmu. Ilmu dan adab adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan karena keduanya berkaitan erat dan saling berhubungan satu sama lain," ujar Kyai Khambali, Ketua Umum Gema Santri Nusa.
Kyai Khambali memberi dukungan secara penuh, apa yang di sampaikan Irjen. Pol. Agung Setya Imam Effendi, Kapolda Sumatera Utara yang baru dilantik.
Dia berharap, semua pihak di Sumatera Utara hendaknya mengedepankan norma-norma budaya dan mengedepankan adab, jika setiap pihak mengedepankan hal tersebut, maka ruang publik akan terasa aman, nyaman dan tentram, sehingga semua pihak bisa saling asah, saling asuh dan saling asih.
Kyai Khambali yang juga Pengasuh Majlis Sholawat Ahlul Kirom menjelaskan, adab tentu penting bagi manusia. Adab merupakan salah satu bagian dari akhlak mulia yang kelak akan menuntut manusia untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan bisa menempatkan diri pada tempat maupun waktu tertentu.
Para pimpinan maupun anggota Polri, khususnya di Polda Sumatera Utara diwajibkan untuk menjadi teladan dalam mengajarkan akhlak yang baik pada lingkungannya. Memberi contoh bagaimana cara bersikap, tidak egois, membantu orang lain, termasuk bagaimana bersikap menjadi Polisi yang baik sebagai aparat penegak hukum sesuai dengan nilai-nilai dan budaya bangsa Indonesia yang penuh kesantunan dan kesopanan.
Kyai Khambali menelaah dengan seksama apa yang disampaikan Kapolda Irjen. Pol. Agung Setya Imam Effendi, terkait etika dan adab serta norma budaya.
Mengapa etika sangat penting bagi Kapoldasu? Karena etika bersifat universal, menentukan keberlangsungan peradaban manusia, selalu relevan sepanjang masa, sangat berperan bagi kemajuan suatu bangsa.
Kemudian mempertanyakan kewajiban manusia sebagai “manusia”, etika menentukan reformasi birokrasi khususnya di dalam tubuh Polri, Khususnya Polda Sumatera Utara.
Maka dari itu, bagi Kyai Khambali, pernyataan Kapolda Sumatera Utara yang baru wajib didukung penuh.
"Bagi kami attitude number one dan setiap masyarakat hendaknya sama-sama memiliki PMA alias Positive Mental Attitude," ujar Kyai Khambali yang juga Pengurus Harian BPET MUI Pusat.
Selamat bertugas dan menjadi pengayom serta pelindung bagi masyarakat Sumatera Utara, dengan etika dan estetika, guna mewujudkan Sumatera Utara yang beradab dan berkarakter. (rls/red)