 |
| Upacara bendera di Mapolres Padang Pariaman. (nd) |
Padang Pariaman, Sigi24.com--Korban pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur, di Nagari Pasia Laweh, Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman kini terkesan bagaikan jatuh ditimpa tangga.
Pasalnya, penderitaan yang menimpa korban yang disebut "Bunga" ini sebagaimana telah diberitakan media ini beberapa waktu lalu, baru mau naik kelas IV SD ini menjadi korban pelecehan.
Sadisnya, pelaku bukan 1 orang tapi dilakukan oleh 3 orang, dan ketiga pelaku ini menurut pengakuan korban dalam melakukan perbuatan bejatnya itu terjadi berulang kali. Uniknya pula, ketiga pelakunya adalah tetangga dekat sendiri si korban.
Sukiman Datuak Penghulu Kayo, mamak adat korban ketika dihubungi di kediamannya menjelaskan, sebagai mamak adat pihaknya juga terlambat diberitahu kejadian yang sangat memalukan, menimpa sanak kemenakannya.
"Kita koordinasikan sama mamaknya. Kita semua berharap kepada aparat hukum di daerah ini dapat bergerak cepat, dan menghukum para pelaku sesuai aturan yang berlaku," jelas Datuak Panghulu Kayo.
Kabid PPA Dinas Sosial Padang Pariaman Siska Primadona ketika ditemui di ruang kerjanya, Jumat (28/7/2023) menyebutkan, dari Dinas Sosial begitu dapat informasi langsung menemui korban.
"Kebetulan pada waktu itu datang langsung ke sekolahnya yang juga dekat dari rumahnya korban. Sudah mengadakan pendampingan kepada korban dan berikut buat assesmen dan telah memberikannya ke pihak kepolisian," katanya.
Bahkan, katanya, pihaknya juga sudah mendatangkan psikolog agar bisa mengembalikan mental korban tersebut.
Namun, diakui Siska, karena banyaknya kasus serupa dari tahun lalu juga masih butuh pendampingan dan bimbingan, pihaknya ke sana memang baru satu kali.
"Rencana dalam waktu dekat ini kami kembali mengunjungi korban," katanya.
Ketika disinggung mengenai pemberian santunan terhadap korban, memang belum ada. "Kita belum punya anggaran untuk ini dan insya Allah kedepannya kami sudah mempunyai anggaran sendiri dan sudah dalam tahap pengajuan," terang Siska.
"Mengenai ada dua orang tersangka yang melarikan diri dan sudah berstatus DPO, tentu kita berharap secepatnya ditemukan rekan kita kepolisian, dan mengenai salah seorang pelakunya dengan status juga anak dibawah umur yang masih berkeliaran di sekitar sana, kami juga khawatir," ujar dia.
Pihaknya berharap kepada Polres Padang Padang Pariaman untuk secepatnya mengambil tindakan, tanpa menghilangkan hak-hak anak tersebut, sesuai aturan yang ada.
Polres Padang Pariaman melalui Kanit PPA Aipda Roy Wirama ketika dihubungi lewat WA, Sabtu (28/7/2023) mengatakan, status hukum kepada ketiga pelaku ini sudah menjadi tersangka.
Namun, ketika ditanya sejak kapan naik status menjadi tersangka, sampai berita ini diturunkan Roy belum memberikan jawaban pasti.
Sebagaiman diatur dalam Pasal 28 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dilaksanakan berdasarkan asas: a. perlindungan; b. keadilan; c. nondiskriminasi; d. kepentingan terbaik bagi Anak; e. penghargaan terhadap pendapat Anak; f. kelangsungan hidup dan tumbuh kembang Anak; g. pembinaan dan pembimbingan Anak; h. proporsional; i. perampasan kemerdekaan dan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial anak harus dipenuhi.
Beberapa pemuda di Nagari Pasia laweh menyatakan kekecewaannya. Serentak mereka mengatakan heran kok terlalu lama penangkapan terhadap ketiga pelaku, bahkan salah seorang diantara mereka (tidak mau ditulis namanya) mengatakan, tindakan pihak kepolisian dalam hal ini dinilai sangat lamban.
"Dulu pernah kasus seperti ini di Kota Pariaman hanya dalam waktu 3 hari saja pelaku pelecehan tersebut sudah berhasil diringkus oleh Polres Pariaman," katanya.
Ini anehnya sudah hampir 3 bulan belum satupun yang berhasil ditangkap atau ditahan, dan salah seorang dari pelaku malah masih dibiarkan berkeliaran, betapa sakitnya hati keluarga korban menahan kondisi seperti ini. (nd/red)
