AS Edi. |
Padang Pariaman, Sigi24.com--Hiruk pikuk politik nasional akhir-akhir ini, menjadikan pembicaraan hangat di tengah masyarakat.
Ya, pemilu 2024 sudah dekat. Pileg dan Pilpres sudah menjadi konsumsi publik. Sampai hari ini, tiga nama masih mendominasi untuk bakal calon Presiden.
Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo, tiga kandidat presiden itu menghiasi sosial media kita hari ini.
Pun Pilkada serentak juga dilakukan tahun depan. Namun, isyu Pilkada belum sederas isyu Pilpres.
Pergerakan di daerah sepertinya masih di dominasi oleh tokoh yang saat ini sedang memegang kendali. Ya, oleh bupati dan wakilnya.
Isyu perubahan paling seksi untuk mempengaruhi masyarakat. Semua orang ingin adanya perubahan. Baik perubahan daerah, apalagi perubahan dirinya sendiri.
Tentu perubahan itu lahir dari rekam jejak dan eksistensi yang sedang memimpin sekarang.
Apa perubahan Padang Pariaman dua tahun belakangan? Masing-masing kita punya pandangan dan tafsiran yang tidak sama atau berbeda dari duet kepemimpinan Suhatri Bur - Rahmang.
Adalah menarik mencermati gagasan untuk Padang Pariaman lebih baik, yang dicetuskan AS Edi. Dia menawarkan gerakan perubahan dan peduli pendidikan.
Ya, amat sejalan dan selaras. Sebab, perubahan itu adanya, manakala pendidikan anak bangsanya meningkat.
Siapa AS Edi? Melihat rekam jejak dan karyanya di dunia pendidikan, hampir semua orang di Padang Pariaman tahu dengan mantan anggota DPRD Padang Pariaman ini.
Jatuh bangun, dinamika politik serta fokus dan keberhasilannya membangun lembaga pendidikan di daerah ini, membuat AS Edi layak diperhitungkan untuk masa depan daerah ini.
AS Edi pernah jadi Tenaga Skill DAELIM CO (Perusahaan Korea Selatan), perluasan kilang minyak, Dumai tahun 1980. Kemudian Tenaga Skill PT. Turba Jurong (Anak Perusahaan Jepang), New Jetty Project, Dumai – Riau (tahun 1981).
Dia juga pernah jadi Tenaga Skill, Stahlbaw GmbH (Perusahaan Jerman Barat), Tambang Batu Bara Tanjung Enim Palembang – Sumsel (tahun 1984).
Membangun karir di rantau, lalu AS Edi pulang kampung, mencemplungi dunia pendidikan. Dia jadi guru di MTs swasta di Sungai Geringging rentang waktu 1985-1989, dan sekarang sekolah itu sudah jadi negeri.
Berikutnya, AS Edi dijadikan Kepala SMP swasta di Koto Bangko, Sungai Geringging rentang waktu 1987-1988, dan akhirnya sekolah itu jadi SMP Negeri III Sungai Geringging.
AS Edi tercatat sebagai Ketua Yayasan Al Ma'arij, pendiri MTs Swasta IV Koto Aur Malintang di Batu Basa, tahun 1998, yang akhirnya sekolah itu berhasil pula jadi negeri.
Dia juga perintis berdirinya SMA Negeri IV Koto Aur Malintang di Batu Basa, anggota DPRD Kabupaten Padang Pariaman 2004-2009. Pendiri Madrasah Aliyah Swasta IV Koto Aur Malintang, dan sekolah itu sudah mantap jadi negeri.
AS Edi juga tercatat sebagai pendiri SMK IV Koto Aur Malintang. Dia Ketua Ormas Nasional Demokrat, cikal bakal lahirnya Partai Nasdem di Padang Pariaman, pendiri MTs Al Ma’arij Aur Malintang 2013, pendiri Boarding School SMK Maritim Nusantara Sungai Limau 2015, pendiri Fullday School SD IT Al Ma’arij Sungai Limau 2018.
Untuk Padang Pariaman yang lebih baik, AS Edi menawarkan konsep dan program, menjadikan IKK di Parit Malintang sebagai pusat Pemda yang representatif, sibuk dan menarik dengan urusan rakyat sambil berwisata, berbelanja dan pendidikan,
Menata dengan progresif INS Kayu Tanam sebagai pusat Vokasional Education yang akan diminati dalam dan luar negeri.
Ketokohan M. Syafe'i harus tampil kembali (INS M Syafe'i Institute), memajukan Ponpes Buya Hamka dengan membangun Museum Buya Hamka.
Kemudian mengelola faktor pendukung bidang kepariwisataan alam dan islamis, cagar budaya lainnya agat status BIM dapat bertahan secara internasional.
Menumbuh-kembangkan agraris bisnis sebagai prioritas ekonomi kerakyatan, program air bersih siap minum lagsung di kran rumah dan perkantoran, karena usaha air galon isi ulang belum terjamin steril untuk kesehatan. (red)