Imelda Karni. |
Pariaman, Sigi24.com---Perindo Sumbar kembali bergolak. Setelah Sekretaris DPD Padang Pariaman, sekarang giliran Ketua DPD Perindo Kota Pariaman mengundurkan diri.
Anehnya, di saat Ketua DPW diganti dengan Orang Pariaman, malah pengurus inti dua kabupaten dan kota kampungnya Ali Mukhni malah mengundurkan diri. Ini jadi tanda tanya besar, ada apa dengan Perindo Sumbar dan Paris (Pariaman sekitarnya).
Setelah dikonfirmasi kepada Imelda Karni selaku Ketua DPD Perindo Kota Pariaman, ternyata Imelda mengatakan ada upaya dari Ketua DPW untuk mengganti struktural inti Perindo di Sumbar sebagaimana cara Ketua Umum mengganti Ketua DPW Sumbar beberapa waktu yang lalu.
"Jadi melihat dinamika ini, lebih baik saya mengundurkan diri, organisasi partai jangan dibuat seperti sesuka hati, di dalam internal saja kita tidak menunjukkan hal baik dan positif kepada masyarakat, bagaimana masyarakat bisa percaya dan menitipkan suaranya kepada partai besutan Hari Tanoe ini," ujar dia.
Imelda menambahkan, Ali Mukhni yang tidak ikut dalam proses awal partai verifikasi pemilu, seakan-akan punya kuasa penuh dalam menentukan Sumbar ini. Padahal kalau dilihat track record selama ini, banyak program yang tidak selesai bahkan cenderung bermasalah.
Pun dalam Pilgub Sumbar 2020, beliau pun kalah telak. Padahal Padang Pariaman dan Kota Pariaman termasuk barometer politik di Sumatera Barat.
Begitu juga kesan arogan juga kelihatan dalam menahkodai partai ini, tidak koordinatif dan kita tidak tahu, apakah beliau ini ingin membesarkan partai atau mengkerdilkan partai.
"Sebab kita tahu, anak beliau adalah anggota DPRD Provinsi aktif Fraksi PAN Sumbar 2019-sekarang. Sangat mustahil rasanya memilih konsekuensi mundur dari PAN untuk memulai langkah baru di partai yang belum memiliki kursi DPRD Provinsi di Sumbar ini," katanya.
"Ya kita lihat saja endingnya seperti apa, nanti Ketua Umum akan lihat sendiri hasilnya, apakah sesuai harapan atau malah sebaliknya," ungkapnya.
Yang jelas, cara kepemimpinan Ketua DPW sekarang serta dengan tidak jelasnya AD/ART dan peraturan di partai ini, maka saya menyatakan mengundurkan diri. Kalau kita selaku umat muslim, kitab kita Al Quran, sebagai orang organisasi kitab kita adalah AD/ART, ini yang gak jelas, tandasnya. (rls)