Masjid Berkah Toboh Gadang Timur, Kabupaten Padang Pariaman. (ist) |
Padang Pariaman, Sigi24.com--Tarwih pertama Ramadhan 1444 H di Masjid Berkah, Toboh Gadang Timur, Kecamatan Sintuak Toboh Gadang, Kabupaten Padang Pariaman ramai.
Masjid penuh oleh jemaah laki-laki dan perempuan. Tarwih 11 rakaat dengan dua rakaat salam.
Seperti biasa, sebelum Tarwih, dilakukan Shalat Isya berjemaah. Imam shalat merangkap jadi penceramah.
Dan demikian itu lazim di masjid yang terletak di pinggir jalan Pariaman - Padang itu, bahwa malam pertama Ramadhan, selalu pengurus yang jadi penceramah.
Ya, ceramah singkat sesudah Isya dan sebelum Tarwih. Materinya luar biasa, yaitu bila ingin berpuasa seperti Rasulullah, maka pakai tiga i.
I yang pertama adalah ilmu. Bersamaan mesti dengan ilmu. Ilmu tentang puasa harus diketahui agar puasa tidak sia-sia. Sebab, kata nabi betapa banyak umat Islam yang berpuasa, tetapi yang mereka dapatkan dari puasa hanya haus dan lapar.
Dan dengan ilmu, diharapkan puasa meningkat dari tahun ke tahun. Kita bersyukur masih diberi kesehatan dan kesempatan, sehingga bertemu dengan Ramadhan tahun ini.
Banyak orang yang sama puasa tahun lalu, sama-sama Tarwih, tetapi puasa tahun mereka sudah tidak ada, karena meninggal dunia. Kita beruntung masih diberi kesempatan untuk beribadah pada puasa tahun ini.
I yang kedua adalah, ittibak sunnah. Yakni mengikuti sunnah nabi. Ada dua pusaka yang ditinggalkan nabi pada umatnya, yakni Quran dan sunnah. Bila kita berpegang teguh pada kedua hal ini, maka jaminannya selamat dari dunia sampai ke akhirat.
I yang ketiga adalah ikhlas. Beramal mesti ikhlas, supaya timbul kusuknya. Termasuk puasa dan qiyamul lail Ramadhan harus dilakukan dengan ikhlas karena Allah SWT.
Nah, di sinilah pentingnya ilmu pengetahuan dalam beribadah. Tidak ikut-ikutan, dan tidak pula karena riya. Orang berilmu atau orang alim, tidurnya lebih baik dari orang beribadah tapi tidak dilandasi dengan ilmu.
Begitu Allah SWT memberikan prioritas pada orang alim. Sebab, orang alim itu jelang tidur baca doa, zikir dan membaca wirid, lalu langsung ketiduran, dan itu dianggap beribadah sampai dia bangun dari tidurnya. (ad)