Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Keistimewaan Perempuan di Minangkabau

Gusdiana Oktavia/Mahasiswa Universitas Andalas Jurusan Sastra Minangkabau

Perempuan di minangkabau sangat di istimewakan karna memiliki posisi dan porsi yang besar karena memegang segala keputusan. Dan ini sama hal nya seperti minangkabau menganut sistem matrilineal yang mana mengikuti garis keturunan ibu. Perempuan ini akan di posisikan sebagai bundo kanduang. 


Ada beberapa arti dari bundo kanduang yang mana seperti seseorang pemimpin nonformal bagi seluruh perempuan dan anak cucunya di suatu kaum. 


Maka dari itu perempuan diminangkabau bisa dibilang sangat , Sebagai bundo kanduang sebaiknya memiliki pendidikan yang tinggi agar dapat menjadi pemimpin yang sesuai degan ibarat yang mana ibaratkan “Tau alua jo patuik,tau rantiang nan kamancucuak,alun takilek lah takalam”, sama ibaratkan kesetaraan gender. 


Yang mana harga diri perempuan minang sebagai individu seperti ingek dan jago pado adat, berilmu, bermakrifat, berfaham, ujud yakin tawakal ke pada Allah, murah dan mahal dalam lau dan perangai yang berpatutan kayo dan miskin pado hati dan slalu sabar.


Kalau di minangkabau menurut garis keturunan ibu yang mana suku terbentuk garis keturunan ibu, setiap orang harus nikah degan orang di luar sukunya. 


Menurut Ibrahim Dt sanggoeno Dirajo dalam tambo alam minangkabau perempuan apa bila dilihat dari perilaku dapat kita lihat dari sebutan yang mana yang  simarewan dalam titah yang  mano padusi simarewan, iko elok iko katuju bapaham sarupo gatah cayia bak cando pimpiang di lereang baparangai sarupo pucuak aru,kamano angin inyo kasinan, alun di jujai inyo lah galak, alun diimbau inyo lah datang .


Padusi simarewan memiliki sifat yang negatif yaitu disifati sebagai orang yang tidak mempunyai pendirian, mudah digoda dan dirayu    mudah di dekati laki laki, talampau lincah dan genit, banyak ketawa dari pada bicara kurang  ,sopan dan tidak punya malu.


Dan selanjutnya Mambang tali awan yang mana dalam titah adat “kok dibincang  si mambang tali awan, kalau mangecek samo gadang, atau barundiang di nan rami, sagalo labiah dari urang , tasambia juo bapak sibuyuang basabuik juo bapak si upiak, nan tantang pambalinyo, atau tantang kasiah sayangnyo siang jo malam jarang dirumah naiak rumah turun rumah”. 


Perempuan ini sama diibartkan dia menganggap  dirinya itu lebih hebat dari suaminya anak menantu maupun karib kerabat. Dan perempuan mambang tali awan ini juga sering batanggang ke rumah orang sukanya bergunjing, suka membongkar aib orang  dan juga suka duduk di pinggir jalan berlagak mampu tapi sebaliknya tidak mempunyai malu dan sopan santun sera sering berbuat ke onaran. 


Selanjut nya perempuan yang diinginkan di minang yang mana perempuan ini mempunyai sifat terpuji dan elok laku yang mana dapat kita degarkan titahnya “mano nan disabuik perempuan, mamakai taratik sarato sopan, nan mamakai baso jo basi tau diereng sarato gendeng, mamakai raso jo pareso manaruah malu sarato sopan, manjauhi sumbang salah muluik manih baso katuju kato baiak kucindan murah”. 


Dari ketiga klasifikasi yang mana perempuan menurut adat golongan simerawan dan mambang tali yang tidak diinginkan di minangkabau. Perempuan menjadi sosok yang ditinggikan di minangkabau serta menjadi limpapeh rumah nan gadang. 


Yakni peran sebagai tonggak atau penyangga dalam rumah gadang. Tanpa adanya tonggak atau penyangga yang kokoh rumah akan rubuh begitu juga apabila  seorang ibu atau perempuan tidak pandai mengatur rumah tangga maka keluarga    tidak akan bertahan lama. 


Bundo kanduang yang artinya sosok yang cerdas religius serta bisa menerapkan nilai nilai  kebaikkan yang tidak hanya bisa menjadi panutan dikeluarga namun juga masyarakat.  


Sedangkan peran laki laki di minangkabau dalam keluarga sebagai pencari nafkah dan membimbing kamanakan. Perempuan minang harus pandai menjaga keseimbangan dan hubungan yang baik degan saudara laki laki nya selain itu,perempuan harus ikut serta dalam acara adat yang ada di lingkungannya. 


Seseorang yang menjadi bundo kanduang dalam suatu kaum melalui proses yang sangat panjang yang perama masa kanak kanak di panggil dayang dia sebagai cikal bakal generasi mendatang seorang dayang kehadirannya belum dapat memberi arti bagi lingkungannya dia masih dalam gawasaan orang tua termasuk mamaknya menginjak usia remaja yang di panggil degan sebutan puti perempuan minangkabau sudah mulai membantu mandeh dalam pekerjaan rumah tangga, mempersiapkan diri sebagai perempuan minangkabau yang berkualitas serta calon pewaris adat dan tradisi. 


Lalu perempuan yang sudah menikah di panggil bundo,perempuan yang sudah menikah berarti sudah memakai adat keberadaannya sudah pantas untuk perhitungkan dia mulia menjalankan beberapa fungsi dan peran dan mendapatkan hak hak selayaknya yang dimilikinya. 


Hal yang di peroleh dari perempuan adalah seluruh harta benda seperti rumah, tanah,sawah,ladang semuanya terletak ditangan ibu berdasarkan hal tersebut limpapeh rumah nan gadang adalah seorang bundo kanduang, arti limpapeh artinya  tunggak tuo yang berasal dari rumah gadang hal ini tercermin dari penguasa harta.


Harta itu jangan sampai berpindah seperti melarang kaum laki laki untuk menggadaikannya apalagi menjual kecuali di gunakan untuk kepentingan umum degan melalui kata mufakat.


Tugas bundo kanduang sama halnya degan kewajiban penghulu .sebagai memelihara harta pusaka dirinya bertanggung jawab atas kesejahteraan dan keberlangsungan di kehidupan masyarakat. 


Bundo kanduang juga mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam membentuk  karakter anak dan kamanakan disamping memenuhi kebutuhan lahiriah dan batiniah , anak kamanakan ini di asuh degan kasih sayang di beri pengetahuan islam dan adat istiadat.


Dan beruntung lah kita yang terlahir dari keluarga minang begitu banyaknya ke istimewaan di adat istiadat kita . (***/)

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies