Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Jonedi, Lulus PNS dengan Nilai Tertinggi

Jonedi. (ist)

Padang-- Sigi24.com--Tiap orang memang berbeda dalam menjalani kehidupan di dunia yang fana ini. Kendati di antara kita sama-sama telah berusaha keras, namun terkadang kita tidak bisa melampaui kemampuan kita sendiri, dan di antara kita tidak ada seorangpun yang mampu menerka akan jadi apa dan seperti apa kehidupan kita nantinya.

Sabtu (25/02/2023), penulis bertemu dengan Jonedi yang sekarang menjabat Kabag Pemerintahan di Kabupaten Sijunjung. Bertemu di sebuah warung kopi samping Hotel Mercure Padang. Kendati baru kenal tapi cerita Jonedi ini cukup menarik dan bisa mengedukasi kepada orang lain yang tengah berjuang memenuhi kebutuhan hidupnya.

Jonedi Deyusa, PI, ST, S. Si, M.I. Kom yang kelahiran 1978 di Surian ini begitu tamat DIII ATIP tahun 2000 Padang, kemudian merantau ke Jakarta ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Akhirnya beberapa tahun kemudian melalui niat dan tekad yang kuat, Jonedi di terima bekerja di sebuah perusahaan PT. Pharos Indonesia dan PT. Sayap Mas Utama yang menjabat sebagai Asisten Manager tahun 2006 - 2010.

Di saat karir dan prestasi kerja sedang menanjak pada perusahaan tempat ia bekerja, dengan penghasilan yang sudah lumayan, dan pimpinan perusahaan telah memberikan amanah sebagai supervisor dan malah pernah bekerja di 2 perusahaan sekaligus, saat perasaan mulai nyaman dan senang di Jakarta tersebut, masuk telpon dari ayah di kampung halaman dan memberikan informasi bahwa pemerintah daerah terbuka lamaran untuk menjadi PNS.

"Jonedi, di kampung ada buka lowongan untuk PNS. Ayah harap kamu bisa pulang dan segra mendaftar," itulah suara ayah lewat telpon. 

Rupanya bapak sangat berharap aku (Jonedi) jadi pegawai negeri. "Sebagai anak saya tidak mungkin untuk membantah. Akhirnya dimusyawarahkan dengan istri," cerita Jonedi. 

Istripun mendukung agar ikuti saran ayah dan segra pulang kampung. Dan Jonedi pulang sendiri saja, di saat waktu ujian tinggal 3 hari lagi.

"Sesampai di kampung, aku tidak pernah ada persiapan untuk ujian masuk PNS ini. Apalagi pelamarnya banyak, yaitu 300 orang sedangkan yang akan diterima hanya 1 orang," kenang Jonedi. 

Akhirnya, semua soal ujian hanya diisi berdasarkan analisa saja. "Tapi entah kekuatan doa bapak dan ibu serta keluarga, informasi itu disampaikan oleh adik aku lewat telpon bahwa aku lulus dengan nilai yang paling tinggi," kata dia lewat telp. 

Tentunya, beberapa hari lagi akan ada tes kedua atau terakhir. "Uda harus pulang secepatnya," kata adikku dan menutup telponnya.

Di saat itu dalam pikiran yang tengah berkecamuk perang dahsyat, antara mengikuti kata orangtua dan karir yang ada di Jakarta yang sudah mulai mapan. "Seandainya aku lulus artinya aku harus meninggalkan semuanya, termasuk rumah yang sudah kami beli di sana".

"Di tengah berkecamuknya pikiran waktu itu, aku coba musyawarahkan dengan istri bahwa aku lulus dengan nilai tertinggi dan harus pulang untuk ikut tes berikutnya," ujarku. 

Namun, di luar dugaan, istri sangat mendukung agar kita pulang, dapat menyenangkan orangtua dan kita pulang bersama sambil bawa anak jalan-jalan.

Berkat dukungan keluarga yang sangat luar biasa ini, akhirnya kami pun pulang kampung bersama. Kepulangan kali ini aku berpikir akan serius dan bertekad untuk bisa lulus. 

Dan begitu sampai di kampung aku temui mantan guru kimia dan meminjam buku berkenaan dengan kimia dari smester awal sampai akhir, dan guruku pun berpesan moga anda kuasai buku ini dan anda akan lulus, Insya Allah, kata guruku memberikan motivasi.

Singkat cerita, akhirnya dari sekian banyak yang ikut kami tinggal 3 orang yang lulus dan tiga orang ini hasilnya akulah lulus terbaik, dan aku diterima jadi PNS diangkat dengan golongan 2 A, karena lamaran yang ada hanya tamatan SLTA dengan perkiraan gaji waktu itu PNS hanya Rp1.500.000, sama besarnya dengan uang makan aku perbulan kerja di Jakarta waktu itu.

Dalam benakku waktu itu masih sedikit galau, kendatipun hasil ini adalah salah satu jawaban dari doa aku besok mau ujian akhir, waktu aku memohon dengan bahasa qalbu yang mengalir ke lidah dan berucap, "Ya Allah jika harapan orangtuaku yang terbaik untukku Ya Allah, maka kabulkanlah. Aku ikhlas menerima apa yang Engkau berikan" dengan sedikit linangan air mata waktu itu aku bersujud. (ali nurdin)

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies