Walinagari Limpato Sungai Sariak Darmawan Darwis di tengah rumah ternak galo-galonya. (damanhuri) |
Padang Pariaman, Sigi24.com--Sebagai seorang pemimpin di tengah masyarakat nagari, Darmawan Darwis sepertinya ingin menunjukkan kepada masyarakatnya, bahwa berusaha dan bekerja itu amat penting.
Lahannya yang lumayan luas, di Limpato Sungai Sariak, tak ada yang menganggur. Semua lahan itu terisi dengan baik dan sempurna.
Ada banyak kolam ikan yang di sekelilingnya ditanami dengan beraneka jenis tanaman yang menghasilkan.
Tak ada kegiatan Uniang Cati, begitu Walinagari Limpato Sungai Sariak akrab dengan banyak orang di kantor, dia bergegas ke ladangnya.
Dia urus ternak sapi yang sudah tersedia rumputnya di lahan itu. Ternak galo-galonya pun telah mulai dipanen madunya.
Singkat kata, tak ada waktu terbuang sia-sia oleh Uniang Cati. Pondok cantik menghiasi ladangnya itu.
Banyak juga tamu yang datang ke kebun yang terletak tak jauh dari Kantor Walinagari Limpato Sungai Sariak ini.
Ketua Kadin Kota Pariaman ini melihat, semua masyarakat punya di daerahnya punya lahan. Sayang, lahan itu tak termanfaatkan dengan baik.
Lewat pemberdayaan lahan itulah, Uniang Cati ingin menunjukkan kepada masyarakat, betapa penting pengelolaan lahan.
Tak ada yang tidak mungkin bila dikelola dengan baik. "Ini hampir semua orang menilai tak ada air, karena terletak di ketinggian," cerita Uniang Cati.
Buktinya, kata dia, semua kolam ini, airnya bersumber dari mata air yang dalam, dinaikan lewat mesin pompa. Tak satu pun kolam ini yang menggunakan air hujan.
"Madu Galo-galo Rimbo Bonta". Itu nama lisensi produk madu yang dikelola Uniang Cati.
Galo-galo didatangkan dari Dijunjung, dan telah menghasilkan madu. Penataan rumah madu itu tak main-main. Semuanya terawat dengan baik, bermodal besar tentunya.
Di sekeliling lokasi rumah galo-galo itu, ditanami dengan aneka bunga untuk makanan galo-galo.
Arah depan, atau sebelah kanan kolam, terbentang memanjang kadang ayam yang sudah beralih fungsi jadi kandang kambing.
Di antara kandang kambing dan kolam itu, Uniang Cati menanam rumput buat makanan ternaknya.
Lengkeng tumbuh subur. Durian apalagi. Durian terawat dengan baik. Pakai pagar dengan jaring, sehingga susah dijangkau ternak.
"Hampir semua lahan di Limpato Sungai Sariak ini subur dan rancak," katanya.
Durian nagari ini terkenal. Begitu juga tanaman lain, seperti jengkol, jambu dan banyak lagi yang dihasilkan bumi Limpato Sungai Sariak.
"Pemanfaatan lahan ini, adalah bagian dari melawan rasa malas," ujar dia.
Semuanya berjalan sesuai alurnya. Urusan masyarakat sebagai walinagari, tentu kegiatan utama dan tanggungjawab pasti dilakukan Uniang Cati.
Di Kota Pariaman, dia dipercaya sebagai Ketua Kadin yang mengurusi soal perdagangan dan industri. Dan lampunya, Limpato Sungai Sariak, dia adalah walinagari pertama, sejak nagari berdiri sendiri, mekar dari induknya, Sungai Sariak.
Dalam membangun nagari, Uniang Cati memanfaatkan seluruh potensi nagari. Hubungan baik ranah dan rantau, tentu bagian terpenting dalam menunjang pembangunan.
"Semua kekuatan nagari, seperti niniak mamak, alim ulama , cadiak pandai, tokoh masyarakat dan pemuda serta bundo kanduang, adalah kekuatan yang tak bisa diabaikan dari hadirnya pembangunan di nagari ini," sebutnya. (ad)