Aan Nofrianda |
Oleh: Aan Nofrianda - Sekretaris Umum KNPI Padang Pariaman
Sigi24.com--Akhir-akhir ini media sosial dipenuhi dengan perlakuan keras tanpa moril. Mulai dari pengeroyokan David, dibuangnya istri ke dalam laut saat berlayar menuju Bakauheni, penikaman anak dan ibu persoalan pusako (lahan yang diterima turun temurun oleh pihak ibu di Minang), serta ditemukan mayat di Lubuk Alung.
Begitu bobroknya moral anak bangsa terhadap perlakuan yang tidak menyenangkan di mata masyarakat, kurangnya pengetahuan hukum, dan pengetahuan ilmu sosial hingga kurang berkembangnya character building di desa maupun perkotaan.
Pematangan ilmu keberagaman, perbedaan sosial sangat diperlukan dalam kehidupan sosial yang mana interaksi atau hubungan antara manusia satu dengan manusia lain, dalam suatu kelompok atau lingkungan dan saling terjadi komunikasi yang kemudian berkembang menjadi saling membutuhkan antara satu sama lain.
Kehidupan sosial juga sangat memerlukan adanya penghayatan keagamaan sebagai penyeimbang dalam kehidupan sehari- hari, sepertihalnya kehidupan sosial masyarakat.
Menjalankan kehidupan berasaskan Pancasila dan undang-undang dasar 1945, serta agama dengan kitab suci-Nya sebagai penyeimbang, seharusnya mempunyai nilai tersendiri di Nusantara.
Menjadikan pribadi yang berani dalam mengedepankan dan menjunjung tinggi nilai kebaikan/kebenaran di atas semua variabel yang menjadikan nilai kebaikan/kebenaran itu mengalami kemunduran.
Pihak-pihak penegak keadilan di negara ini juga benar-benar harus berdiri di atas kebenaran, sesuai perundang-undangan, tidak menjadikan jabatan sebagai alat untuk memudarkan kebenaran dan semena-mena dalam menata kebijakan atau memutuskan sebuah perihal.
Harus berani memberikan pernyataan yang benar tanpa instrumen yang mempengaruhi. Stop semua kekerasan dan ikut andil dalam setiap kebaikan dan kebenaran untuk kehidupan yang lebih baik kedepanya. (***)