Salah satu rumah terendam banjir di Pasie Laweh Lubuk Alung. (ist) |
Padang Pariaman, Sigi24.com--Sejak 20 tahun terakhir, agaknya kali ini banjir yang begitu hebatnya. Di mana-mana, banjir terjadi, longsor pun demikian.
Masyarakat di Ulakan dan Tapakis banyak yang mengungsi, lantaran air hujan dan luapan sungai tiba dalam rumahnya.
Luapan seluruh sungai di Kabupaten Padang Pariaman, Senin (23/1/2023) itu membuat masyarakat yang tinggal di tepi sungai terancam keadaannya.
Luapan Sungai Batang Ulakan, membuat masyarakat Kampung Gelapuang Ulakan harus mengungsi.
Di bagian atasnya, Pinang Gadang pun tak luput dari banjir. Surau Gunung Basi yang terletak di kegiatan, sampai masuk air ke dalamnya.
"60 tahun terakhir, inilah banjir yang sempat melanyau surau ini," kata masyarakat di sana yang sampai tengah malam masih berjaga-jaga.
Pimpinan daerah, Bupati Suhatri Bur hadir dan ikut membawa nasi bungkus ke titik pengungsian di Kampung Gelapuang ini.
Begitu juga Sekda Rudy R Rilis pun berkeliling semalaman, melihat dan memastikan tida ada korban jiwa.
Di Toboh Baru, Sintuak Toboh Gadang, Puskesmas sudah direndam air luapan Sungai Batang Tapakih.
Hingga pagi ini, air masih tinggi. Dan sebagian besar masyarakat Toboh Baru tidak tidur semalaman.
Air yang terus masuk ke rumah, membuat penghuni rumah berkemas-kemas, meninggikan barang-barang yang dianggap penting tentunya.
Hempasan air Sungai Batang Tapakih kali ini sangat luar biasa. Sejumlah bangunan ruko di seberang jalan, bagian bawahnya porak-poranda.
Luapan Sungai Batang Anai, sejumlah titik terjadi longsor, menimbun badan jalan, dan longsor pun ikut menimbun sebuah rumah di Rimbo Kalam, Nagari Anduriang.
Begitu juga Sungai Batang Mangoi, Batang Nareh, Batang Kamumuan, Batang Gasan, dan semua sungai besar dan kecil meluap.
Di sebagian nagari, Selasa ini terpaksa anak-anak diliburkan sekolahnya. Lokal mereka dimasuki air.
Para guru yang terlanjur tiba di sekolah, seperti di Ulakan, Tapakis banyak yang libur. (ad)