Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Ketika Guru Tuo Membangunkan Santri

Buya Abdullah Aminuddin ketika dikelilingi santrinya tahun 1990 an. (ist)

Sigi24-com--Jelang puasa Ramadhan masuk, pesantren ala surau meliburkan santrinya. Tak terkecuali Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan. 

Tahun 1993 itu, tahun pertama saya mondok tentu tak menyia-nyiakan kesempatan libur. Dan tahun pertama itu pula saya belum begitu banyak belajar. 

Saya masih banyak mempelajari para guru tuo dan santri senior. Meskipun di jadwal belajar di kelas dan asrama tetap saya ikuti, sebagaimana lazimnya. 

Apalagi, di tahun pertama itu belum banyak guru tuo yang mengetahui saya, sehingga sembari mengenal lingkungan pondok, hampir semua guru tuo yang ada kala itu, ikut saya sambangi dengan belajar sama mereka. 

Di Anjung Jaya, tempat saya tinggal ada Jakfar Tuanku Imam. Sekarang dia guru besar di Darul Ulum Padang Magek, Kabupaten Tanah Datar. 

Tentu dia jadi pengamatan saya yang paling banyak, karena saban waktu bersamanya. Tak banyak cakap, Jakfar Tuanku Imam ini hanyak sibuk mengajar dan ibadah.

Hampir tiap Subuh menjelang, dia membangunkan santri dengan air. Terutama tentu santri yang tidur saat azan Subuh akan berkumandang. 

Dia tak segan untuk menyapu halaman. Sebuah sikap dan pelajaran secara tingkah laku tentunya bagi santri. 

Melihat Jakfar Tuanku Imam ini menyapu halaman, sejumlah santriwati bergegas pula mengambil sapu lidi, sembari ikut membersamai apa yang sedang dilakukan guru tuo ini. 

Umumnya, para santri dan santriwati yang belajar langsung dengan dia, merasakan betul betapa seorang Jakfar Tuanku Imam ini adalah guru dan orangtua yang amat luar biasa. 

Deraian air mata melepas kepergian Jakfar Tuanku Imam, saat akan diantar oleh Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah pindah mengajar ke Darul Ulum Padang Magek. 

Terjadi kegonjangan mendengar dia pindah mengajar, terutama para santriwati. Saya sedang jadi marapulai kaji, saat Jakfar Tuanku Imam pindah mengajar tahun 1995 itu. 

Cerita Jakfar Tuanku Imam pindah mengajar ini, punya sedikit kisah dengan saya, yang sebelum mondok di Lubuk Pandan, saya santri di Darul Ulum Padang Magek. 

Kala itu bulan puasa. Hanyak santri yang ikut tadarus dan guru tuo saja yang ada di pondok. Saya termasuk santri yang ikut tadarus, jadi memilih tidak pulang kampung. 

Di siang hari, datang mendiang H. Anwar Tuanku Sutan Marajo ke Lubuk Pandan. Langsung bersua dengan saya, bercerita ini dan itu. 

Setelah panjang lebar bercerita, Tuanku Anwar ini ingin mengundang seorang guru untuk ceramah Nuzul Quran di Mushlla Nurul Iman Guguak Gadang, Padang Magek. 

"Man, carikan saya penceramah yang mantap, untuk Nuzul Quran satulah," kata dia. 

Ingatan saya langsung menerawang. Menyigi semua guru tuo yang ada di Lubuk Pandan. 

Nah, saya coba tawarkan Jakfar Tuanku Imam ini. Oleh Tuanku Anwar langsung disambut dengan baik. 

Kami pun naik ke atas Anjung Jaya, tempat Jakfar Tuanku Imam sedang istirahat siang. Saya bangunkan dia dari tidurnya, lalu Tuanku Anwar bersilaturahmi dengan dia, sembari mengundang dan minta diluangkan waktu untuk bisa mengaji Nuzul Quran tersebut. 

Akhirnya disepakati hari dan tanggalnya ceramah Nuzul Quran itu. Tentu, ke Padang Magek saya harus menemani guru tuo ini. Kami naik bus jurusan Padang - Batusangkar, dan turun di Limo Kaum. 

Oleh Tuanku Anwar, kami dijemput pakai motor ke Limo Kaum. Dia menjemput bersama Ampera Salim, dua motor tentunya. (ad)



Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies