Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Agenda Rutin Dua Tahun Sekali, Nurul Yaqin Ziarahi Wali Songo dan Wali Allah di Pulau Jawa

Sesaat sebelum berangkat ziarah ke Pulau Jawa. (ist)

Padang Pariaman, Sigi24.com---Ziarah Wali Songo judulnya. Selama sepekan kedepan, sebanyak lima bus, Kamis (8/12//2022) bertolak ke Pulau Jawa dari Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan, dipimpin langsung Idarussalam Tuanku Sutan, Ketua Yayasan pesantren itu. 

Menurut Jotek, sapaan akrab Idarussalam Tuanku Sutan, perjalanan ziarah Nurul Yaqin ke Wali Songo (8 s/d 16 Desember 2022).

"Ziarah ke Wali Songo dan wali lainnya di Pulau Jawa dan Madura, adalah agenda rutin jemaah Ponpes Nurul Yaqin Ringan-Ringan, Pakandangan, Padang Pariaman yg dilaksanakan setiap dua tahun sekali," kata dia, sesaat sebelum berangkat. 

Kata dia, rombongan ziarah berangkat dari komplek Ponpes Nurul Yaqin, Kamis pagi diawali dengan ziarah pamitan ke makam Abuya Syekh Haji Ali Imran bin Hasan. 

Jotek menyebutkan, keberangkatan ini melalui jalan darat, mempergunakan bus pariwisata sebanyak 5 bus, dengan jumlah jemaah 150 orang, dibawah pimpinan Khalifah Imrani, Syekh Zulhamdi Buya Kerajaan Nan Shaleh. 

"Perjalanan darat ini menyusuri sepanjang Pulau Sumatera menuju Pulau Jawa. Sesampainya di Pulau Jawa, maka mulailah melakukan ziarah secara berurutan," ulas dia.

Pertama Sunan Gunung Jati di Cirebon. Beliau ini terlahir dengan nama Syarif Hidayatullah pada tahun 1448 M, dari pasangan Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alam dan Nyai Rara Santang, putri Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran. Meninggal pada 19 September 1568 M.

Yang kedua lanjut ke Sunan Kalijaga, di Demak, Jawa Tengah. Beliau kelahiran tahun 1450 M di Tuban dan meninggal pada 1513 M di Demak. Putra dari Tumenggung Wilatikta dan Dewi Retno Dumilah. 

Berikutnya lanjut ke Sunan Kudus. Wali ini terlahir dengan nama Ja'far Shodiq, putra dari Sayyid Utsman Haji dengan Siti Syari'ah. Lahir pada 9 September 1400 M dan meninggal pada 5 Mei 1550 di Kudus. 

Lokasi yang keempat adalah Sunan Muria. Wali ini terlahir dengan nama Raden Umar Said, putra dari Raden Said dan Dewi Saroh, meninggal pada tahun 1551 M.

Tempat berikutnya, adalah Sunan Bonang. Wali Songo ini lahir pada tahun 1465 di Rembang dengan nama Raden Maulana Mahdum Ibrahim, putra dari Sunan Smpel dan Nyai Ageng Manila. Meninggal pada tahun 1525 di pulau Bawean dan dimakamkan di pemakaman wisata religi Sunan Bonang, Tuban. 

Sedangkan Wali Songo berikutnya, adalah Sunan Drajat Lamongan. Beliau terlahir dengan nama Raden Qasim pada tahun 1470 M dan meninggal pada tahun 1552 M, anak dari Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Dimakamkan di pemakaman Makam Sunan Drajat Lamongan. 

Yang ketujuh, adalah Sunan Gresik. Beliau terkenal dengan nama Maulana Malik Ibrahim, lahir di Khasan Iran, meninggal 8 April 1419 M, anak dari Syekh Jumadil Qubro. 

Berikutnya, adalah Sunan Giri. Tokoh dengan nama Muhammad Ainul Yaqin, lahir pada tahun 1442 M dan meninggal pada tahun 1506 di Giri, dimakamkan di Masjid Sunan Giri Batu. 

Dan Sunan Ampel. Lahir dengan nama Ahmad Rahmatilah pada tahun 1401 di Kerajaan Champa dan meninggal pada tahun 1481 di Kesultanan Demak. Putra dari Syekh Ibrahim Zainuddin As-Samarqandy. 

Setelah dari Sunan Ampel, kata Jotek, perjalanan zuarah lanjut menyeberang ke Pulau Madura. Di sana akan menziarahi Syaikhona Khalil Al-Alim al-Alamah Asy-Syekh al-Haj Muhammad Khalil bin Abdul Latief al-Bangkalani al-Maduri al-Jawi asy-Syafii. 

Beliau lahir Desember 1820 M di Kemayoran, meninggal Desember 1925 M di Martajasah, dimakamkan di Bangkalan. 

Selesai dari Bangkalan Madura langsung kembali ke Pulau Jawa dan mampir ke Jombang, menziarahi ulama besar pendiri NU yaitu Kyai Haji Hasyim Asy'ari.

Beliau itu lahir Selasa Kliwon 24 Zulqaidah 1287 H atau 14 Februari 1871 M, di Pesantren Gedang Tambak Rejo, Jombang. Putra dari Kiyai Asy'ari dan Nyai Halimah. Beliau adalah pendiri organisasi Nahdlatul Ulama (NU). 

Dari Jombang Jawa Timur ini rombongan ziarah menuju Pamijahan, Tasikmalaya, Jawa Barat, menziarahi seorang ulama Syekh Abdul Muhyi Pamijahan.

Beliau lahir di Mataram tahun 1650 M dan meninggal pada tahun 1730 M, di Pamijahan. Putra dari Sembah Lebe Wartakusumah, bangsawan Sunda keturunan Raja Galuh Pajajaran, ibunya bernama Raden Ajeng Tangan Ziah, keturunan bangsawan Mataram. 

Beliau adalah murid dari Syekh Abdul Rauf Singkil Aceh, seangkatan dengan Syekh Burhanuddin Ulakan, Padang Pariaman, Sumatra Barat. (rel)

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies