 |
| Persiapan kedatangan UAS di Koto Dalam Selatan. (ist) |
Sigi24.com---Ustad Abdul Shomad (UAS) jadi fenomena tersendiri di tengah masyarakat. Setelah KH Zainuddin MZ, barangkali UAS yang mampu tampil di tengah jutaan masyarakat.
Makanya, ketika masyarakat mengundang ustad marga Batubara ini, mesti menyiapkan lapangan besar yang mampu menampung jutaan orang.
Di Minangkabau, UAS kelahiran 1977 ini termasuk penceramah yang digemari. Hampir seluruh daerah di Sumbar ini, sudah pernah dan terus menghadirkan UAS uncuk acara besar.
Bahkan, dalam satu daerah itu UAS bisa berkali-kali jadwalnya berceramah. Seluruhnya tak pernah sepi. Membludak orang datang, mendengarkan pengajian ustad ini.
Mungkin ini yang disebut, setiap zaman ada ustadnya, dan setiap ustad ada pula zamannya.
Sekarang, UAS yang sedang memegang kendali orasi kajian ini. Bahasanya yang pas, tampilan dakwahnya sangat disukai banyak orang.
Mungkin saja karena alumni Al-Azhar Mesir ini belum terkontaminasi oleh kekuatan partai politik dan ormas Islam, membuat masyarakat senang dan suka dengan tampilan dakwahnya.
Konon kabarnya, untuk minta jadwal UAS mesti antri berbilang tahun lamanya. Dan dakwah UAS selalu banyak bersinggungan dengan sejarah Islam, terutama di daerah yang dia bersafari dakwah.
Dia hafal trahnya sejumlah ulama besar tempo dulu di Minangkabau, sehingga masyarakat tak pernah puas dengan tampilan ustad ini.
UAS diterima semua kalangan. Bagi kaum santri, UAS jadi model tersendiri. Tak heran, di mana pun UAS berceramah, selalu dikejar oleh para santri dari berbagai daerah.
Dan sepertinya, di kalangan santri sedang terjadi demam UAS. Kajiannya asyik dan menyenangkan, tampilannya sedikit lucu, dan tak mudah pendengarnya mengantuk ketika menyimak kajian UAS.
Dan tampilan seperti itu, tak pula bisa di tiru oleh penggiat dakwah. Itu kodrad masing-masing, sudah dari sononya, sehingga sulit untuk menirunya.
Besok, Ahad UAS tampil di Koto Dalam Selatan, Kabupaten Padang Pariaman. Tiga tahun lalu, UAS pernah hadir dan tampil di Koto Dalam Barat.
Sungguh luar biasa. Dan bagi masyarakat tak sabaran ingin mendengarkan kajian UAS kembali.
Hebatnya, di tengah terik matahari yang begitu menyengat, masyarakat bisa bertahan mendengarkan kajian UAS. Begitu juga sedang hujan, berdesakan di tengah keramaian, merasa tak penat bila UAS sedang berbicara di hadapannya. (ad)
