Syauqi memberikan sambutan di tengah silaturahmi dengan sejumlah anak muda dan tokoh masyarakat. (ist) |
Tokoh rantau yang sukses membangun Kampoeng Roti Bandung dan Kampoeng Susu Lembang ini, membangun kekuatan itu dengan program yang dinilai jitu.
Ahad (2/10/2022) malam, puluhan anak muda dan tokoh masyarakat dari berbagai nagari di Kecamatan 2X11 Enam Lingkung berkumpul bersama, berdiskusi dengan Syauqi.
Tentu orang-orang yang sudah dia bangun komitmen untuk mendukung sekaligus membersamai dia untuk sampai ke Sumbar dari daerah ini.
Sejumlah anak muda dan tokoh masyarakat dialog dan diskusi dengan Syauqi. (ist) |
Nah, elektabilitas itu berjalan secara tepat dan jitu. Terus menanjak naik, mengingat komunikasi dan komitmen yang dirintisnya sejak jauh hari.
Dia tak ingin mengubar janji, seperti yang lazim dilakukan oleh politisi pada saat akan maju. Syauqi menjalankan langkah politiknya lewat kebutuhan daerah, nagari dan kampung.
Dan jaringan tim itu kian kuat dan solid. Pulang ke kampung, komunikasi dengan anak muda dan tokoh masyarakat itu dimaksimalkannya lewat berbagi informasi, dan program yang tidak muluk-muluk.
Kini, Syauqi mengusung program menuju Padang Pariaman sentra Durian Musangking.
Kenapa durian. Sebenarnya, banyak pilihan untuk itu, terutama soal tanaman melihat potensi daerah Padang Pariaman itu sendiri.
Durian, kata Syauqi, adalah tanaman buah yang spesial di daerah ini. Durian punya banyak nama, dan bahkan suatu kampung ada yang nama tersambung dengan durian.
"Ada durian kambuik, durian cik kudo, durian saga, serta nama lainnya yang sangat banyak," kata dia.
Beda halnya dengan tanaman lainnya yang hanya satu nama saja. Seperti manggis, tak ada nama lainnya selain manggis.
Lewat durian Musangking ini, Syauqi ingin membangun perekonomian masyarakat yang jelas dan terarah. Cukup satu rumah itu satu bibit.
Durian ini punya harga yang tinggi. Dan program 10.000 bibit gratis itu bukan janjinya, tapi kenyataan yang sedang dan akan terus berjalan di tengah masyarakat.
Syauqi yang mantan aktivis kampus awal reformasi ini, menitipkan pada anak muda dan tokoh masyarakat programnya ini dengan turun langsung, mengetuk pintu rumah masyarakat. (ad)