Bersama Ridwan Siritubui, Ruswan Tanjung bicara Pilkada Mentawai. (ist) |
Alumni IKIP Padang yang pensiunan BPKB Sumbar ini, sudah cukup lama sakit. Di Lubuk Alung, Ruswan Tanjung adalah salah seorang tokoh masyarakat.
Dia aktivis sejak muda, sehingga tak ada orang tidak kenal dengan almarhum. Begitu membaca postingan Zaki, saya tertegun, dan mengomentari status itu dengan doa innailaihi wa innailaihi rajiun, semoga husnul khatimah, alfatihah.
Akhir bulan September, saya sempat menjenguk dia bersama kawan karibnya, Jon Kenedi Martin. Dia sedang terbaring di tempat tidur, dan baru beberapa hari pulang dari Batusangkar berobat.
Ada setengah jam di rumahnya. Memang tak ada komunikasi dengan dia karena sedang tidur. Kami bincang-bincang dengan Zaki, anak laki-lakinya yang sedang menunggui dia di rumahnya di Komplek Bung Hatta, Pasa Kandang, Balah Hilie Lubuk Alung.
Rustawan Tanjung cukup banyak kisah dengan saya. Ya, kisah melang-lang buana, menyebarkan ilmu dan motivasi. Dia tokoh yang termasuk suka dan senang kegiatannya diekspos media.
Makanya, sering dia mengajak saya keluar daerah. Pernah saya diajaknya ke SKB Pasaman. Malam berangkat dari Lubuk Alung bersama kawan lain satu mobil.
Berangkat malam, sampai di Pasaman tak pula langsung istirahat. Ngobrol pula sampai tengah malam. Paginya, dia memberikan materi ceramah untuk seminar di SKB tersebut.
Pernah pula kami ke Dharmasraya. Ya, kegiatan ceramah di SKB setempat. Hebatnya, ke Dharmasraya dengan rombongan Pamong Belajar BPKB, dan itu singgah di SKB Solok.
Jadi, ke Dharmasraya habis tiga hari waktu itu. Yang penting bagi Ruswan Tanjung, setiap momen itu ada beritanya. Dan itulah tugas saya dibawanya. Membuat berita terkait pengembangan SKB yang dikunjunginya.
Dia memang senang dan gemar berorganisasi. Sehingga tak ingin dalam berkegiatan itu sendirian. Sungguh sebuah pengorbanan yang amat luar biasa, dalam hidup dan kehidupannya.
Ruswan Tanjung terkenal punya banyak ide dan kreativitas. Baginya, dunia terasa sunyi bila tak ada kegiatan. Tak heran, ada saja kegiatan yang dilakukan di tengah masyarakat.
Sekecil-kecilnya, kegiatan lomba lagu Minang antar nagari. Meskipun kurang dapat sambutan, Ruswan Tanjung tetap bersemangat menyukseskan acara tersebut.
Bulan puasa kemarin, Ruswan Tanjung ditetapkan jadi Ketua Yayasan Pemberdayaan Pembangunan Negeri. Sebuah yayasan yang didirikan bersama Jon Kenedi Martin.
Bertujuan untuk memberdayakan potensi yang ada di nagari, terutama kelapa bersama turunannya yang belum tergarap secara maksimal.
Yayasan itu sedang dalam proses pendirian di notaris. Sayang, Ruswan Tanjung telah mendahului kita semua.
Dia banyak meninggalkan jejak, meninggal ilmu kepemimpinan yang patut dicontoh oleh semua orang.
Baginya, tak ada yang tidak bisa jadi berita dan informasi bila sudah "dikakoknya". Menarik, ketika kami bersama dia ke Siak, Provinsi Riau.
Bersama Harry Subrata Datuak Rangkayo Mulie dan Takarijon. Itu pertama ke Siak. Pulang dari sana banyak lahir tulisan dan berita yang cukup menarik.
Lalu, ke Siak yang kedua dengan rombongan keluarga. Bersama guru-guru di SMP Kayu Tanam, tempat istrinya mengajar.
Itu pula mungkin sebabnya, tak wartawan Piaman yang tidak kenal dengan Ruswan Tanjung. Semua kenal dan mengenal sepak terjang Ruswan Tanjung dalam dunia pendidikan luar sekolah. (ad)