Dua santri Nurul Yaqin yang meraih juara MTQ Nasional di Kalimantan Selatan. (ist) |
Dua santrinya meraih prestasi yang amat luar biasa, sehingga meramaikan jagat media sosial sejak malam tadi hingga ini hari.
Khairul Rizki, santri Nurul Yaqin Ambung Kapur meraih juara dua cabang Hafidz Quran 20 juz. Sedangkan Azrul Hakim, santri Nurul Yaqin Ringan-Ringan juara satu cabang Tartil.
Berbagai apresiasi dan ucapan selamat datang dari berbagai kalangan, memenuhi ruangan media sosial.
Mereka mewakili Sumatera Barat di kancah nasional. Hebat. Sungguh ini capaian yang sangat diinginkan.
Mereka tak sendirian. Ada banyak kelompok di daerahnya yang amat sangat mendukung dan menyanjung. Mungkin apresiasi dari pemerintah Sumbar dan Padang Pariaman yang kita tunggu untuk kedua anak ini.
Mereka telah bersusah payah. Mempertaruhkan nama baik Sumbar di nasional. Dan hari ini, cita-cita dan keinginan pemerintah dan masyarakat telah dituntaskannya, lewat cabang yang diikutinya.
Dan prestasi ini tentunya juga hadiah terbesar di momen peringatan Hari Santri Nasional tahun ini, khusus untuk masyarakat santri Padang Pariaman.
Mereka terharu saat menerima pengumuman dan piala dari panitia. Sorak sorai, dan lantunan shalawat mengiringi anak ini untuk menerima legalitas juara satu dan dua tersebut di panggung kehormatan.
Terbayang olehnya, orangtua yang begitu gigih menyuruhnya belajar mengaji. Begitu juga pesantrennya yang gagah melintas dalam benaknya, saat mengayunkan langkah ke mimbar utama untuk sebuah piala.
Gurunya yang begitu santun, dan berpesan saat akan pergi ke Kalimatan, pun tak ketinggalan. Senyum simpul gurunya seoalah menguatkan langkahnya untuk tampil sebagai juara.
Itulah santri. Orang yang banyak diajarkan adab lewat dakwah bil hal. Tingkah laku guru yang membuat santri itu mampu mengutamakan adat.
Dampaknya luar biasa sekali. Nama Nurul Yaqin kian melambung tinggi. Lewat dua santri ini, kredit poin pesantren yang didirikan Syekh Ali Imran Hasan ini menjadi lirikan banyak orang.
Pesantren yang sudah punya puluhan cabang di Padang Pariaman ini, telah menjadi pesantren terdepan. Tak hanya di momen MTQ, di banyak profesi dan sosial kemasyarakatan pun, santri Nurul Yaqin lumayan mewarnai.
Di jajaran pemerintahan, Kemenag, Bawaslu, KPU, Baznas, dan lembaga lainnya, nama Nurul Yaqin jadi sebutan. Sungguh, Syekh Ali Imran Hasan telah meninggalkan ilmu yang bermanfaat.
Ketika orang bicara pesantren, santri, Nurul Yaqin jadi rujukan. Perlombaan MTQ, Kemenag mencarinya ke pesantren ini. (ad)