Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Dari Pokok Pikiran Muhammad Ridwan, Perbaikan Imam dan Khatib Mutlak Dilakukan

Foto bersama usai penutupan. (ist)
Bukittinggi, Sigi24.com--Pelatihan imam dan khatib se Padang Pariaman selama tiga hari di Hotel Rocky Bukittinggi, sepertinya tidak sekedar pelatihan.

Ada ungkapan kesungguhan, problematika imam dan khatib di tengah masyarakat Padang Pariaman, yang mesti diperbaiki di masa depan.

Pelatihan yang diadakan Biro Kesra Setdaprov Sumbar lewat pokok pikiran anggota dewan Muhammad Ridwan ini, memberikan arti tersendiri dalam perbaikan imam dan khatib, yang selama ini bergerak secara sosial kemasyarakatan.

Ada kontrak belajar yang disepakati bersama sebelum kegiatan dimulai. Kontrak belajar orang dewasa, yang sangat menjujung aspek moral dan kesadaran masing-masing peserta.

Irwan Hasan dan Riki Febrianto, Staf Ahli Fraksi PKS DPRD Sumbar yang juga panitia kegiatan dari 5-7 Oktober ini, sekaligus mewakili Muhammad Ridwan, mampu menghadirkan pelatihan ini secara mantap, dan berkesan.

Ada apresiasi dari kontrak belajar. Ya, tentu peserta yang mampu menghadirkan kontrak itu dengan baik dan lebih dari ketentuan. Seperti postingan media sosial lewat #imampiaman2 dengan kreatif, video shalawat, serta yang mampu membaca Quran sampai tiga juz dan lebih selama kegiatan.

Imam, tentu tidak sekedar pasih bacaan shalat. Tetapi juga aktualisasinya sebagai seorang imam dan khatib di tengah masyarakat. Yakni, imam yang tahu dan mengerti masalah keumatan.

Tahu soal sosial kemasyarakatan di lingkungannya. Menjadi teladan di tengah jemaah, dan selalu berbuat untuk banyak orang.

"Tibo dulu pulang kudian". Ini agaknya salah satu contoh yang harus diberikan seorang imam dan khatib di tengah jemaahnya.

Tiba dahulu pulang terakhir, adalah ungkapan multi tafsir. Bisa jadi sebelum khatib itu mendakwahkan tentang membaca Quran, mesti dia yang duluan memulainya. Dia yang paling banyak bacaan Qurannya.

Di tengah masyarakat masih sibuk dengan urusan duniawi, imam dan khatib telah hadir di masjid. Mengisi waktu dengan agenda yang bermanfaat, sebelum dan sesudah shalat berjemaah.

Sebab, fenomena imam dan khatib yang tidak disukai dan disenangi jemaahnya, perlu jadi catatan terbaik dalam melangkah untuk kemaslahatan jemaah dan masyarakat banyak tentunya.

Begitu juga fenomena masjid dan surau di Padang Pariaman yang buka sekali seminggu. Dan kondisi ini hingga sekarang masih ada dan patut diperbaiki.

Imam dan khatib yang dilatih punya beban moral untuk itu. Ya, bersama masyarakat lingkungan, bagaimana masjid dan surau itu hidup kembali tiap waktu.

Aktif melakukan pembinaan anak-anak mengaji, membangun masyarakat, menciptakan kemaslahatan umat. Dan yang tak kalah penting bergairah shalat berjemaah tiap waktu.

Makanya, awal acara pertama yang dibuka itu adalah problematika imam di tengah masyarakat. Lalu kendala kenapa jemaah lengang ke masjid dan surau. Apa solusi dari itu.

Tentunya, jawaban dari peserta ini diimplementasikan di tempatnya. Jemaah yang kurang jadi ramai, kegiatan keagamaan bergairah, lantunan ayat Quran bergema.

Muhammad Ridwan

Timbulnya kegiatan pelatihan Imam dan khatib ini, adalah berangkat dari keprihatinan seorang Muhammad Ridwan. Anggota DPRD Sumbar Dapil II Padang Pariaman dan Kota Pariaman ini setelah melihat fenomena di tengah masyarakat daerahnya, soal masjid dan surau.

Ya, fenomena masjid yang lengang, imam dan khatib yang kadang-kadang salah menempatkan dirinya.

Muhammad Ridwan adalah anggota dewan hasil pemilu 2019. Anak muda brilian yang pernah jadi Ketua DPD PKS Kota Pariaman, dan lama jadi tenaga ahli Refrizal di DPR RI.

Pernah jadi calon Wakil Walikota Pariaman dalam Pilkada 2018, mendampingi Mahyuddin calon Walikotanya. Namun, nasib berkata lain. Gagal di eksekutif, pemilu 2019, Muhammad Ridwan melenggang ke Sumbar.

Ya, dari Dapil Piaman. Ada tujuh kursi DPRD Sumbar di Dapil ini, satu dari yang tujuh untuk PKS yang diduduki Muhammad Ridwan.

Tentu, berhasilnya Muhammad Ridwan jadi wakil masyarakat Piaman di Sumbar tidak serta merta. Ada banyak riwayat dan cacatan prestasi yang diangkutnya. Sejak mahasiswa, Muhammad Ridwan telah punya talenta kepemimpinan. Pernah jadi Presiden BEM di kampusnya, serta prestasi lainnya, yang membuat dia disukai banyak orang di daerahnya.

Hebatnya, sejak jadi anggota dewan, Muhammad Ridwan mengembalikan gajinya ke masyarakat. Ya, masyarakat yang diwakilinya, lewat berbagai program.

Mulai dari santunan anak yatim tiap bulan, pengembangan sumber daya manusia, dan tentunya termasuk pengembangan para Imam dan khatib di daerah diwakilinya. (ad)





Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies