 |
| Suasana demo dan diskusi masalah kasus asmara di kantor Walinagari Sungai Buluah Utara. (ist) |
Mereka tak terima, seorang anak kemenakannya, sebut saja Mawar namanya, diperlakukan sebagai istri oleh walinagari.
"Kami tak ingin, nagari ini dipimpin oleh seorang walinagari yang telah bikin malu kaum kami," kata mereka di kantor walinagari tersebut.
Sebelumnya, para kaum perempuan itu telah mengadu ke Camat Batang Anai, tapi tak ditanggapi. Sebelum demo, mereka pun mendatangi Polsek Batang Anai, dan pihak Polsek sudah menerima pengaduan, tentang hilangnya anak gadis yang bernama Mawar tadi.
Namun, karena ingin cepat penyelesaian, mereka pun mendatangi kantor Walinagari Sungai Buluah Utara. Berbagai ungkapan dan pernyataan, ujungnya mereka minta pihak berwenang memberhentikan sang walinagari dari jabatannya.
"Kami tak ingin walinagari yang sudah beristri menjadi mantu," tegas mereka.
Mereka juga menduga, kalau walinagari sudah mengguna-gunai sanak kemenakannya, sehingga begitu terpaut hatinya ke walinagari.
"Dan kami, tetap tidak ingin punya menantu orang yang sudah beristri. Anak dan adik kamu masih gadis," ulasnya.
Kapolsek Batang Anai Iptu Panahan bersama sejumlah personilnya ikut menerima puluhan ibu-ibu demikian.
Menurutnya, biar pihak berwajib bekerja dulu. Tadi sudah ada laporan, dan laporan itu akan dikerjakan, sesuai tugas dan kewenangan kepolisian.
Ketua Bamus Sungai Buluah Utara Dasril Jamil tak bergeming. Dituduh sudah menerima uang untuk tidak bicara dalam kasus itu, sehingga selaku lembaga nagari, dia tak pernah membahas masalah demikian.
Hanya dia minta, pengaduan masyarakat terhadap walinagari tadi harus pakai surat tertulis.
Sekitar sejam demo yang berujung diskusi dalam kantor walinagari tersebut, bubar dan masing-masing membubarkan diri, pulang ke tempat masing-masing.
Bamus diminta oleh pihak keamanan dan masyarakat untuk segera melakukan rapat bersama, terkait masalah itu. Harus ada keputusan tindaklanjutnya, agar persoalan ini terang, dan berbagai pihak terkait pun aman dalam bekerja.
Walinagari Sungai Buluah Utara Indra Jaya yang ditemui secara terpisah menghargai warga dan masyarakatnya yang melakukan kegiatan demo tersebut.
"Saya bertanggung jawab atas perbuatan saya, dan secara syariat agama sudah saya nikahi," kata dia.
Menurutnya, pihaknya telah menemui mamak kaum perempuan itu, dan minta doa restu, serta minta persetujuan.
Namun, jawaban persetujuan itu, kata Indra Jaya yang belum didapatkannya. Sementara, antara dia dan perempuan itu sudah sah nikah, dan tentu sudah saling mencintai.
Walinagari ini memandang, ada dua macam laki-laki yang disukai perempuan dewasa. Pertama memang tak ingin kawin dan nikah dengan orang yang sudah beristri.
Kedua, katanya, ada pula wanita gadis dewasa memang suka dan senang nikah dengan laki-laki yang sudah berpengalaman.
"Dan tipe yang kedua inilah perempuan itu yang saya rasakan," katanya. (ad)
