Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Attitude dalam Merebut Kekuasaan Oleh : Sesmi Permatasari

Sesmi Permatasari 
Sigi24.com--Bila kita perhatikan masing-masing pemuda milenial terlihat optimisnya, bakal merebut simpati generasi milenial. Tanpa kita pernah tahu apa yang mendasari mereka untuk merebut kekuasaan sehingga begitu optimistis.

Saya sendiri khawatir, sebenarnya para perebut kekuasaan belum memiliki skema soal bagaimana mendekati generasi milenial tersebut.

Umumnya manusia tidak suka dikritik dan sebalik, jangan hanya beranggapan ketika dekat dengan sebuah OKP/Ormas dan intansi lainnya, itu bukan berarti kita akan di support dalam memajukan kekuasaan itu. Jika tidak ada kualitas diri yang dapat kita perlihatkan terhadap publik.

Pada dasarnya pemimpin yang etis punya dampak positif bagi orang-orang yang dipimpinnya. Dengan mendorong perilaku dan tindakan berdasarkan nilai-nilai moral yang sama, pemimpin akan menjadi teladan dalam membentuk lingkungan kerja yang beretika serta membangun reputasi organisasi yang kuat.

Pemimpin yang beretika menghormati anggotanya, mendengarkan mereka, menghargai pendapat mereka, mengakui kontribusi setiap orang, dan memperlakukan bawahan sebagai partner penting pada proses pengambilan keputusan buat mencapai tujuan beserta melayani orang lain. Pemimpin etis tidak menggunakan bawahannya menjadi ‘tunggangan’ buat mewujudkan ambisi pribadinya. Pemimpin meletakkan kepentingan setiap anggota di atas kepentingannya, lalu berusaha menyelaraskannya dengan tujuan organisasi.

Dengan melihat kemajuan ini membuka ruang baru untuk berkiprah dan kita menyaksikan bahwa banyak orang berusaha maksimal meraih kekuasan melalui lembaga-lembaga baru. Supaya meraih kekuasaan banyak yang tidak beretika yang demi tujuan menghalakan segala cara.

Ketika kekuasaan itu di raih, secara etis seharusnya sepenuhnya digunakan untuk mempercepat pencapaian tujuan, perkembangan amanah yang di emban, meliputi kemajuan pesat di segala bidang, meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bukan untuk menggagahkan diri, menggayakan stelan dengan seragam yang dimiliki. Sangat tidak beretika jika kekuasaan itu digunakan untuk kepentingan pribadi dan lain-lain.

Apapun pengertiannya kata politik yang lebih substansial saya berharap itu semua adalah bagaimana proses politik berjalan dengan kaidah-kaidah berpolitik yang baik beretika, bermoral, dan jujur. Politik harus menginternalisasi nilai-nilai kebaikan seperti etika kekuasaan, moral kekuasaan, agar kekuasaan bisa berjalan sesuai dengan kehendak publik.

*Ketua Fatayat NU Padang Pariaman


Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies