Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Ketika Giliran Itu Tiba

Sigi24.com--Akhir kaji, semua berlalu atas kehendak Allah SWT, Tuhan Yang Kuasa. Manusia wajib berusaha dan berikhtiar, dan hasil dari usaha itu adalah hak proregatifnya Yang Kuasa menetukan buruk baiknya.

Setidaknya, ini yang saya simpulkan dari kejadian yang menimpa diri saya, Rabu (24/8/2022) petang.

Ya, sebuah aktivitas tak luput dari kesudahan baik dan buruk. Sore Rabu saya pulang ke rumah, dan naas menimpa saya dan kendaraan oleh kendaraan lain yang satu arah dari jalan negara Lubuk Alung - Pariaman.

Orang mendengar, benturannya amat sangat kuat. Yang menambrak saya dua cewek yang dinilai preman terpelanting dan lama terkapar di tengah jalan.

Saya sadar ketika benturan kuat itu. Dan pikiran saya melayang dan ingat akan musibah yang sama yang dekat dengan lokasi saya itu, lalu saya berdiri dari sehabis guling-guling diaspal, dan duduk sambil menikmati rasa nyeri dan sakit yang mulai terasa di tepi jalan.

Orang banyak di lokasi itu, pada berhamburan. Yang jauh tampak berlari, menyetop mobil dan kendaraan yang lewat dari dua arah, Lubuk Alung dan Pariaman. Dua perempuan yang masih muda itu diangkut ke kedai.

Dari tepi jalan saya berdiri lagi dan pindah duduk dekat orang banyak di kedai. Simen pemilik kedai itu, menawarkan saya mau dibawa ke Puskesmas atau ke rumah bidan saja.

"Ke rumah bidan Yuldiana saja, Da," saya jawab tawaran Simen. Dia langsung naik mobilnya, dan saya mengiring. Istri saya Mahbubatus Salmi yang tiba pas saya menutup pintu mobil, saya suruh naik menemani ke rumah bidan di Palembayan itu.

Bidan Yuldiana terkejut. Nampak dia juga baru pulang dari dinasnya. Saya berbaring di ruang praktek bidan sambil menahan nyeri luka-luka yang cukup banyak.

Ketua PWI Padang Pariaman Ikhlas Bakri tiba di rumah bidan itu. Hujan turun, Ikhlas Bakri yang sejak siang berbarengan dengan saya di Baznas, BPN, kedai Nimai, dan percetakan di Lubuk Alung, menjelang kejadian berpisah jalan dengan saya, dia masuk ke SMA Lubuk Alung untuk shalat Asar, saya memilih shalat di rumah.

Saat dia lanjut ke rumahnya di Paguah, tiba di Simpang Tembok dia berhenti karena hujan agak lebat. Dia melihat orang ramai, dan melihat anak sulung saya, Wardatul Fauziyah yang sedang mengemaskan peralatan saya yang berserak. 

Setelah bertanya dan terkejut ke anak itu, Ikhlas sepertinya langsung ke Palembayan, rumah bidan tempat saya dibawa Simen.

Bersamaan pula tiba keluarga, suami kakak ipar saya Ibrahim. "Sungguh ini diluar kendali saya. Saya sudah berhenti untuk memastikan bahwa kendaraan di depan dan belakang saya habis, baru saya berbelok," kata saya di rumah bidan.

"Untung uda pakai Levis," ujar bidan sambil membersihkan luka-luka di bagian lutut saya.

Dia minta lutut itu dijahit, agar tidak mengeluarkan darah. Sebab lukanya dalam, cukup banyak mengeluarkan darah.

Rabu malam sepulang dari tempat bidan, saya turun di rumah. Tentu terima kasih yang tak terhingga saya sampai ke Simen sebelum turun mobil.

Saya disuruh Simen untuk berurut. Malam itu juga saya telpon Ike, langganan urut saya yang sering saya panggil ke rumah.

Ikhlas Bakri dan Zakirman Tanjung

Amat luar biasa, dan syukur pada Allah SWT. Kata kawan dari pesantren Madrasatul 'Ulum yang tiba di rumah, Kamis malam, sakit akan menggugurkan dosa.

Saya jawab cepat, pasti itu. Artinya musibah adalah cara Tuhan mengurangi dosa-dosa kita. Sehingga sakit pun harus disyukuri bukan disesali. Dan jangan mengeluh. Sebab, semuanya berlalu atas kehendakNya.

Terima kasih atas doa dan semangat, serta bantuan materi yang saya terima dari banyak orang. Kehadiran doa dan pertolongan yang banyak melalui media sosial dan datang menjenguk saya, adalah sesuatu yang amat sangat berarti dalam hal ini.

Untuk semua itu, saya sampaikan melalui media ini terima kasih kepada Ikhlas Bakri dan Zakirman Tanjung. Dua tokoh pers senior di Piaman ini yang membuat semua jaringan, perkawanan, pertemanan dan handai tolan hadir lewat doa, memberikan semangat, dan hadir langsung melihat kondisi saya.

Soal media sosial, saya angkat topi sama Zakirman Tanjung. Wartawan yang pintar bicara yang sudah saya kenal sejak 1990 an ini, sungguh memberikan edukasi, motivasi serta mengetuk hati untuk ikut berprihatin. 

Postingan itu menyebar luas, luas sekali, dibagikan, dikomentari oleh banyak orang, dan dibagikan di hampir semua saluran media sosial.

Jamaah Surau Tembok 

Saya termasuk satu dari sekian banyak orang yang jadi jamaah tidak tetap di Surau Tembok. Surau milik korong, yang tengah menyelenggarakan Shalat 40 hari. Pagi Kamis, seluruh jamaah itu tiba di rumah saya, membawa makanan dan bertanya soal kejadian kemarin sore itu.

Tentu mengejutkan sekali. Sungguh persatuan dan kesatuan, rasa memiliki tertanam kuat di hati jamaah yang dipimpin Abdurrahman Tuanku Bagindo itu.

"Terima kasi amak-amak, tuanku, bapak dan uda yang sudah hadir. Ini memang takdir dan tentunya giliran yang saya terima. Sebab, nikmat itu datang dari Tuhan ke manusia secara bergiliran," jawab saya pagi itu.

Postingan Zakirman Tanjung yang diteruskan Ustad Medi Hendra sungguh sangat luar biasa. Lewat sambungan telpon kemudian Medi Hendra bersama Kadis Kominfo Zahirman tiba di rumah saya.

Tak berselang lama, kawan Iqra' Komunitas pun tak kalah larut dalam musibah. Salam Pancasila dari Ardhi masih saya jawab dengan suara sedikit keras, yang kemudian tawaran bantuan hukum dari Buya Yardi alias Da Jang, kalau memang belum ada titik temu antara korban dan pelaku.

Maklum, kami; Yardi, Hilman H Datuak Mangkuto Alam, dan saya sudah sah bergelar SH. Meskipun belum belajar pendidikan pengacara, Sutan Yardi tetap bersemangat untuk soal itu.

Malam Kamis itu, juga atas postingan Zakirman Tanjung yang diteruskan Kasmir, Kepala KUA Kecamatan Patamuan, datang Buya Marulis Tuanku Mudo, Pimpinan Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan bersama istrinya Umi Ely, yang sebelumnya telah menunggu Armaidi Tanjung dan Hendrizal Palo bersama istrinya.

Tak berselang lama, dan Buya Marulis Tuanku Mudo, Hen Palo dan Armaidi sudah pergi pulang, tiba Jon Kenedy Martin, dan sejumlah kawan dari pengurus pesantren Madrasatul 'Ulum.

Terima kasih semuanya. Doa dan semangat dari bapak, ibu, saudara serta dunsanak sangat berarti sekali. Ini mengajarkan kepada kita semua, bahwa hidup sudah ada jalannya. Kita hanya melewati garis yang ditentukan oleh Tuhan, sebagai usaha dan ikhtiar kita. (ad)








Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies