Lubuk Alung, Sigi24.com--Nagari Salibutan Lubuk Alung yang masih bergelud dengan kondisi jalan yang buruk. Jalan buruk dan punah akibat mobil besar leluasa lalu-lalang di nagari itu.
Maklum, Salibutan Lubuk Alung kaya akan potensi alam galian C, serta wisata alam yang penuh tantangan.
Walinagari Salibutan Lubuk Alung Jahidir, Jumat malam kemarin merasa dapat panggung dan tempat untuk mengadukan semua kekurangan dan kelemahan nagari yang dia pimpin tersebut.
Ya, di hadapan Tim Safari Ramadhan (TSR) XXI yang dipimpin Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Taslim Letter.
Semua unek-unek yang terpendam selama ini, malam itu dibuka semua oleh Jahidir.
Kata dia, dari ujung utara dan ujung selatan, banyak jalan berlobang, dan aspal yang sudah terkelupas bersua.
Tak sekedar itu, jalan demikian pun telah banyak memakan korban. Tak sedikit anak nagari ini yang jatuh terpleset oleh guliran krikil di jalan.
Aspal yang terkelupas, dan dibiarkan lama-lama, dengan mudahnya berlobang, dan menampung air di musim hujan.
"Laksana kubangan kerbau, dan mengundang para pengguna jalan harus hati-hati," ulas Jahidir.
Dia menyebutkan, TSR mohon untuk menyampaikan ini semua ke Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur, agar ada perhatiannya untuk diperbaiki.
Salibutan merupakan nagari yang baru hadir. Baru seorang walinagarinya, sama halnya dengan Nagari Sungai Abang dan Singguliang.
Di wilayah Lubuk Alung, Salibutan boleh dibilang sebagai nagari penyangga. Tak ada yang bisa dibanggakan, selain Wisata Lubuk Nyarai.
Nagarinya banyak bukit. Hanya sedikit dataran rendah sebagai pemukim masyarakat. Sebagian besar sumber kehidupan masyarakatnya adalah bertani dengan ke sawah dan ke ladang.
Tahun ini, kata Jahidir, 80 KK warganya tercatat sebagai penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Wisata Lubuk Nyarai dulu sempat buming, dan sempat menjadi tujuan wisata pagi pecinta alam dan senang traveling.
Sebab, ke kawasan itu harus berjalan lagi, mendaki bukit dan menuruni tanjakan, serta menyeberangi sejumlah sungai.
Untuk mencapai tujuan, wisatawan harus berjalan kaki sekitar dua jam. Tak jauh memang, menurut ukuran warga Salibutan.
Tetapi luar biasa jauh menurut ukuran orang perkotaan yang jarang berjalan kaki.
Di
balik bukit itu, sudah masuk Kabupaten Solok. Makanya, Salibutan
disebut sebagai sumber pertahanan Padang Pariaman di bagian Lubuk Alung
yang berbatasan dengan Solok. (***)