Mauritius, negara kecil di Benua Africa. Saya juga dapat tulisan di atas dari tulisan yang mengangkat nama Presiden wanita Mauritius, Ameenah Gurib Fakim, dari Sains ke Kursi Presiden. Awalnya saya anggap hanya cerita ringan mengenai suksesnya wanita ilmiah yang mengendong gelar DR kimia.
Namun setelah saya baca tuntas dan dua kali baca, guna mencari kata kunci tulisan dimaksud, barulah saya paham. Ini bukan cerita angkek talua, tetapi fakta mengenai pentingnya pendidikan, sampai ke masalah moto di dalam dunia pendidikan pun dijelaskan. Mauritius seharusnya negara yang mungkin jauh di bawah kita dari beberapa segi. Namun filosofisnya yang kita nilai.
Pendidikan bukan slogan. Adalah satu komitmen jika kita menginginkan satu kemajuan, karena masalah pendidikan tidak bisa dipermainkan sebelah mata. Membutuhkan satu keseriusan dalam menata konsep, dan aktualisasi kerjanya. Keberhasilan pendidikan akan sangat menentukan bagi masa depan anak, dunia kerja dan hubungan negera dengan negara lainnya. Karena sumber daya manusia terdidik dan berketerampilan akan memberi nilai positif bagi negara, akan mampu untuk mengangkat harga diri negera dalam persaingan mutu tenaga kerja. Tenaga yang berkualitas akan memberikan hasil yang optimal.
Harapan dan cita-cita, adalah satu hubungan kalimat yang menempatkan diri anak dan orang tua dalam satu keinginan bagaimana anak bisa maju dan berkarya demi bangsa.
Harapan orang tua adalah anak mempunyai kemampuan berdiri sendiri dan mempunyai kemampuan untuk membuka lapangan berusaha buat mengisi pembanguan bangsa. Kita harus menyadari bahwa tanggung jawab mendidik, menghasilkan anak bangsa yang berprestasi untuk mengisi masa depan negeri ini adalah cita-cita negeri, bukan cita sekelompok orang.
Untuk itu kita harus secara kompak menyatukan pemikiran dan mengajak Dinas Pendidikan dan pakar pendidikan menyatukan visi untuk membuat kemajuan pendidikan bagi pendidikan anak negeri.
Masa depan negeri kita akan ditentukan oleh semakin terdidiknya kaum muda negeri ini, sehingga tercapai sumber daya manusia yang mumpuni, yang akan menarik dan meningkatkan sumberdaya ekonomi daerah.
Jelas dengan kondisi keilmuan akan mempu membuka lapangan kerja dan berusaha, yang pada akhirnya akan membuka kesejahteraan bagi anak negeri. Akhir kata kesejahteraan akan tercapai jika kita mempunyai tenaga berilmu dan mampu berkreasi untuk masa depan bangsa.
Masa depan negeri ada di sekolah. Jika kita pahami, kalimat ini hanya memberi pemahaman bangunlah negeri ini dengan sumberdaya yang ada. Kalau untuk membabangun kita harus pula mendatangkan SDM dari luar apa jadinya sumberdaya kita. Harapan saya mari kita putra negeri memanfaatkan potensi yang ada dengan ilmu dan pengetahuan, ilmu untuk pedoman hidup dan pengetahuan untuk menjadikan diri berkemampuan dalam menilai sesuatu hal dengan dasar-dasar ilmu dan aturan yang jelas. Bukan dengan rasa keraguan dan paham yang tidak berdasaar. Mari kita berfikir dengan landasan berfikir yang jelas dan terukur.
Selolah bermutu, harus kita buat demi masa depan anak negeri. Kita harus mampu mengurai makna pendidikan dan sumber dana pendidikan demi kamajuan mutu pendidikan dan sumberdaya pendidikan. Menciptakan sumber daya dapat dilahirkan oleh sarana pendidikan yang berkualitas. Padang Pariaman salah satu sumber daya manusia yang mumpuni, tinggal bagaimana kita mampu mengaplikasikan dan mengimplementasikan ilmu ke dalam ranah produktif, menambah ilmu dan memberdayakan ilmu dalam aplikasi yang dibutuhkan masyarakat, demi negeri yang maju,
Bagaimana kita. Ini kata yang harus kita sikapi, kita bangunlah pendidikan dan ilmu anak kemanakan kita dengan menggunakan sumberdaya keuangan daerah dan nagari, banyak cara mencarikan sumber dana untuk pendidikan, asal kita mau untuk mendorong dan mengajak anak kemanakan kita untuk bersekolah, kuliah demi masa depan, setidaknya merobah mainseth kita menjadi lebih baik.
Merobah cara berfikir dengan landasan ilmu dan kemauan. Mari kita berdayakan sumber dana dan sumberdaya kita demi kemujuan di masa datang. Kita bangun kembali, bahwa Sumbar adalah sumber daya olah otak, kita dikenal dengan tokoh nasional yang berperan memerdekakan negara ini. (***)