Padang Pariaman, Sigi24.com--Alangkah indahnya kita bercerita Padang Pariaman, daerah yang dulu kita kenal dengan produsen minyak goreng "karambie" (Kopra).
Saya masih inggat, di era tahun 2005 saya kedatangan tamu, seorang yang berencana menanamkan uangnya di Padang Pariaman. Kita cerita banyak mengenai produksi kelapa. Saya sempat mengajak beliau berkuliner dan masuk perkampungan di arah utara, tergagas waktu itu masalah Virgin Coconut Oil (VCO) produk yang waktu itu belum memasyarakat sekali di kampung kita.
Saya mengitari daerah produsen minyak "manis" di Kurai Taji, yang waktu itu mulai suram. Saat ini ketika minyak goreng hilang di pasaran, kita pada meratapi kejadian ini, dan marah ketika orang mengolok makan masakan rebus saja. Tidak perlu digoreng, ratap hati kita semakin dalam, entah setan apa yang meracau membuat usulan seperti itu.
Saat semakin sulit, kita juga harus semakin pintar mengakali keadaan saat ini. Minyak sawit seperti sengaja menghilang. Ingatan tentu tertuju pada minyak curah kelapa, namun sayang kita kembali berpikir justru dalam keadaan negeri pertiwi ini sedang menangis.
Hari ini, mungkin saatnya kita bangkitkan kembali produk unggulan ini, walau kita tahu minyak goreng pasti akan muncul lagi walau dengan harga beda.
Saat ini kita harus menguatkan diri, bahwa produk unggulan ini harus kita bangkitkan lagi. Hanya kita rakyat yang harus berpikir. Mungkin masih ada daya membangkitkan batang tarandam bahwa kita adalah daerah industri minyak. Masa lalu kita kita adalah produsen.
Mari kita berfikir bersama memikirkan pertumbuhan ekonomi masyarakat yang terpuruk, sambil juga memikirkan pimpinan negeri ini yang masih jauh lagi masa pemilihannya. Masa depan negeri ini saat ini adalah pertumbuhan ekonomi.
Mau bagaimana ??? (**)