Sekedar merenung, jelang matahari memanaskan bumi pertiwi. Kalaulah ada kebanaran dalam pelaksanaan permilihan; Pemilu dan Pilkada, maka harapan kita adalah Pemilu yang bersih dan berwibawa, biaya rendah, terjankau.
Kita dapatkan pimpinan berkualitas. Kualitas pendidikan, kualitas pergaulan dan berjiwa patriotisme, integreetas diri yang tinggi dalam kepemimpinan.
Untuk mereka yang di legislatif, nanti dalam mengemban tugas akan mempunyai beban pikiran yang tinggi. Mereka yang mempunyai pendidikan yang relevan dengan beban pikiran dan kerja itu yang kita butuhkan.
Untuk dapat tercapai satu kemajuan sangat dibutuhkan konsep dan kemanpuan membaca situasi dan menganalisanya sebelum diputuskan sebagai produk hukum. Apalagi bagi kawan-kawan yang akan melaksanakan kerja untuk memikirkan daerah, diperlukan pemimpin yang berfikir dengan landasan ilmu jelas dan terukur.
Jadi faktor keterdidikan penting sekali. Kita harus melihat pendidikan formalnya. Kalau bisa, maaf bukan mereka yang melandasi diri dengan hanya memiliki sekolah paket, lulusan paket C.
Kita hindari filosofis yang penting memenuhi syarat pendaftaran saja dulu. Kalau duduk nanti dilanjutkan ke tingkat S1 dan S2 asalkan lulus, yang penting dapat ijazah, maka hasil karianya jelas tidak akan berkualitas.
Kalau dapat calon pemimpin itu yang memiliki kualitas yang teruji, baik kualitas pendidikan, kualitas diri dan dedikasi lainnya.
Karena pendidikan menentukan untuk menciptakan kemampuan berfikir, mempertimbangkan, memutuskan untuk bertindak benar, tetapi kalau dasar pendidikannya lemah semisal hanya memenuhi syarat pendaftaran saja, hasil pemikirannya juga perlu dipertanyakan.
Kita juga harus paham dan sadar kenapa kita bersekolah? Kuliah? Tujuannya bukan hanya buat Ijazah tetapi ilmu dan pengetahuan menempa diri buat diri kita dan orang banyak.
Bersekolah memang tidak nenjamin jadi kaya, karena kekayaan itu perjuangan sisi lain, tetapi mengantar kita untuk bisa menjadi orang yang mampu bertindak dengan benar.
Harapan kita, di masa depan jika kita melakukan pencalonan untuk pemilihan pimpinan negeri, marilah kita dengan kesadaran diri mengukur kemampuan, bukan uang ukurannya, dan kepada partai politik pengusung juga meneliti kualitas calonnya, demi kebenaran dan masa depan bukan mahar yang diutamakan.
Hari ini ke masa depan, pilihlah mereka yang kita pahami kemampuannya, jangan hanya uangnya. Itu kalau negeri kita pingin kita majukan. Hal ini akan memberi nilai baik bagi pembangunan mental, spiritual dan dinamika negeri dan daerah, akan sangat bagus bagi terciptanya kesejahteraan masyarakat yang terencana dan terstruktur pola pengerjaannya.
Tapi kapankah itu? Kita saat ini maasih belum mendambakan daerah dipimpin oleh inovator, motivator dan dinamisator intelektual. Bukan karbitan. Pilkada dan Pemilu juga berfikir sesaat saja. Ada filosofis, aji mumpung dan bilo lo lai awak dapek sekelompok masyarakat lebih suka menerima di depan (uang panjar), walau jumlahnya juga tidak relevan dengan korbanan masa depan, ketimbang memikirkan masa yang akan datang negri ini dipimpin oleh manusia-manusia yang berkualitas tinggi.
Barang kali parangai asal ada uangnya kita pilih masih menjadi filosofis pemilu/pikada, karena kemudian kita akan menderita karena ketidak mampuannya dalam berdinamika kemasa depan bagi negri ini.
Pesan saya buat masa depan Negri Setidaknya lihatlah riwayat pendidikan calon, dimana dia Sekolah Menengah Atasnya dan dimana kuliahnya, baik S1 maupun S2 Nya, kesehariannya duduk dimana dan hubungan sosialnya dengan pengambil kebijakan yang lebih tinggi ada ngak, kemampuan inovasi dan kreasinya dan utamanya berkegiatan apa yang dia lakukan saat ini, Karena akan ada benang merah nantinya dengan jabatan yang di emban nya.
Kami menghimbau buat kita, supaya dalam mempersiapkan calon pemimpin, jangan sampai memelihara calon yang tidak kredible bak membeli kuciang dalam karuang, maliek puyuah dibaliak daun, sehingga hasilnya juga ndak tau jantan batino nyo, ngak jelas kemampuannya
Yang paliang sedih adalah jan ado diantara kita yang menjadi MEDIATOR atau MAK JOMLANG yang hanya berfikir nanti kok putiak jadi buah calon den ko jadi.....PASTILAH..... antahlah kok
Di masa nanti thn 2024 kok ado juo kito nan jadi pamiharo kandidat, semoga tidak salah memilih, tolong lah pertimbangkan kemampuannya yang akan dapat kito tumpangi, karena marilah memilih Pemimpin AMANAH betkemsmpuan kepemimpinan Yang diharapkan mampu memvangun dengan ragam cara yg legal sehingga madyarakat banyak terbantu SEMOGA YA SANAK siapapun dia akan ditentukan dutahun itu bukan hari ini.