Pada hari Senin esok malamnya, rombongan Walikota Padang Panjang, Fadly Amran Datuak Paduko Malano, yang saya ikuti, dijamu perantau Minang setempat.
Mereka menyambut kami di Rumah Makan Nusantara, kepunyaan Pak Masri asal Lubuk Buaya, Kota Padang. Rumah Makan ini terletak di Jl. Tebaununggu No.1, Korumba, Kec. Mandonga, Kota Kendari.
Setelah jamuan makan malam, dihidangkan pula aneka makanan ringan bersama kopi manis. Ada puluhan orang Pengurus IKM (Ikatan Keluarga Minang) Sulawesi Tenggara yang hadir pada malam itu, bercerita lepas dengan kami.
Pengurus IKM yang hadir tua muda tampak senang sekali. Sama seperti kami juga sangat senang berjumpa saudara sekampung di perantauan.
Di Sulawesi Tenggara ada sekitar 3 ribu warga keturunan Minangkabau. Untuk Kota Kendari saja, yang baru terdata ada 240 KK, atau sekitar 700 jiwa.
Pak Masri menyediakan satu ruangan yang cukup besar di samping kanan Rumah Makan Nusantara. Ini khusus untuk sekretariat IKM. Di situ bermacam kegiatan dilakukan urang awak, setiap hari.
Ingin main domino ada meja tersedia. Ingin bercerita lepas boleh sambil minum kopi. Ada juga pelajaran Adat Minangkabau secara berkala. Setiap Ahad pagi ada instruktur senam untuk menjaga kebugaran.
Bagi Dunsanak yang baru datang dari kampung, belum ada tempat tinggal, boleh bermalam di situ. Gratis. Jika tidak ada bekal, IKM akan menanggung makan tiap hari.
"Soal makan ini, jangan ragu. Urang awak punya 34 rumah makan di Kendari," kata salah seorang pengurus IKM. Rumah makan itu, katanya, yang berskala besar seperti restoran ada 7 buah. Berskala kecil seperti ruko 23 buah. 4 buah lainnya tenda kaki lima.
Ada yang menarik. Dari seluruh rumah makan tadi, beras yang dipakai, itu semua dipasok oleh IKM. Ini pula salah satu cara IKM mencari anggaran untuk menggerakan roda organisasi.
"Sekarang baru beras. Nanti kita akan masuk ke ayam, daging dan bumbu masak," kata Ketua IKM Sulawesi Tenggara, Irwan Oktavi.
IKM kini berusaha mencari modal untuk membangun rumah gadang dan masjid. Kini tanahnya sudah ada satu hektar. Tanah itu diwakafkan Pak Masri pemilik Rumah Makan Nusantara.
Rencana Pengurus, nantinya IKM Sultenggara ini, akan membuat Perkampungan Minang di Kendari. Di situ ada rumah gadang, masjid, lapau, taman, ruang bermain anak yang semuanya bernuansa Minangkabau.
Ada yang menarik satu lagi. Ketika berada di Sekretariat IKM, semua yang datang harus memakai bahasa Minang. Jika ada yang tidak berbahasa Minang mereka akan didenda. Bacaritolah kami malapeh taragak samalam tu jo baso awak.
Di akhir pertemuan, Walikota Fadly Amran, menyerahkan paket pakaian adat untuk IKM. Ini sebagai wujud dukungan terhadap upaya IKM merawat tradisi Ranah Minang di perantauan.
"Terima kasih Pak Wali. Ini benar-benar bermanfaat bagi kami, untuk terus melestarikan budaya kampung halaman di negeri orang," sambut Irwan Ketua IKM Sulawesi Tenggara. (as. patimarajo)