Sungai Sariak, Sigi24.com--Kehadiran Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ambung Kapur Bukik Kandih, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Kabupaten Padang Pariaman, pada Sabtu (27/11) disambut dengan suka cita, oleh para santri dan santriwati.
Kedatangan Wamentan tersebut, dalam rangka penyerahan bantuan peningkatan kemandirian ekonomi pondok pesantren, melalui perkebunan, tanaman pangan, hortikultura, peternakan, kelautan dan perikanan, berupa dua unit traktor roda dua, sapi pesisir dan bibit pohon produksi (manggis, kakao dan kelapa).
Hadir dalam penyerahan bantuan itu, Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy, Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur, Kakanwil Kemenag Sumbar Dr. H. Helmi, Direktur Pembibitan dan Produksi Kementerian Pertanian RI, Kepala BPTU-HPT Padang Mengatas, Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ambuang Kapur Buya Ali Basar Tuanku Sutan Sinaro, serta Kepala Perangkat Daerah terkait dari Pemprov. Sumbar dan Pemkab Padang Pariaman.
Dalam sambutannya, Wamentan yang asli orang Minang berasal dari Batusangkar itu mengatakan, jumlah petani di Indonesia bertambah sebanyak tiga juta orang selama pandemi covid-19, sebagian besar dari mereka adalah pekerja yang terkena PHK.
"Kita mencoba melihat dari sisi positifnya. Tambahan tiga juta petani ini, bisa memperkuat sektor pertanian kita. Apalagi mereka rata-rata melek teknologi, sehingga mudah menerima pengetahuan baru tentang pertanian," kata Harvick.
Salah satu dampak positif dari bertambahnya petani tersebut, disamping banyaknya program pertanian yang digelontorkan pemerintah adalah, mereka mampu memberikan sumbangan 16,28 persen pada APBN tahun 2020.
"Tentu ini berkat dukungan dari semua pihak yang ikut berkontribusi terhadap pertanian di Indonesia," ucapnya.
Ia mengapresiasi aspirasi membangun dari daerah, terkait pertanian. Seperti menggiatkan pesantren menjadi usaha pertanian sebagai penggerak ekonomi.
"Pintu kantor saya selalu terbuka, untuk usulan dan aspirasi yang membangun seperti ini. Apalagi, Presiden juga serius dalam membangun Indonesia yang berdaulat pangan," ujarnya.
Salah satu yang menjadi perhatian kita adalah tanaman porang. Untuk komoditas ini, akan disiapkan hilirisasi, karena produk turunannya sangat banyak. Karena itu, masyarakat tidak perlu khawatir meskipun produksi melimpah.
Senada dengan itu, Wakil Gubernur Sumbar Audy mengatakan, keseriusan Pemprov Sumbar dalam pertanian, tercermin dalam alokasi anggaran dalam APBD 2022 yang mencapai 10 persen, terbesar dari sektor lainnya.
"Saat ini, 53 persen angkatan kerja di Sumbar berkaitan dengan pertanian. Itulah yang menjadi penggerak utama ekonomi Sumbar," ungkap Wagub Audy Joinaldy.
Terkait pesantren, Audy menyebut beberapa pesantren ternama di Jawa sudah bisa menggerakkan perekonomian pondok pesantren lewat sektor pertanian. Di Sumbar terdapat lebih 200 pesantren. Dengan latar kebalakang masyarakat yang banyak bertani, pertanian di pesantren juga punya potensi besar untuk dikembangkan.
"Dinas pertanian bisa melatih santri untuk pertanian. Belum bisa dijual hasilnya juga tidak apa, minimal mengurangi cost operasional internal pondok pesantren," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur mengatakan sangat bersyukur dan berterima kasih. Atas kunjungan dan bantuan dari Wamentan untuk pondok pesantren di daerahnya. Dia berharap, pondok pesantren tersebut bisa menjadi percontohan ke depan. Terutama dalam pengelolaan pertanian sebagai penggerak perekonomian pesantren.
Pada akhir acara, Wamentan, Wagub Sumbar dan Bupati Padang Pariaman berkesempatan menanam bibit pohon manggis secara simbolis di halaman pondok pesantren Nurul Yaqin. Sebelumnya, juga telah dilakukan penandatanganan Nota Kesepakatan antara Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dengan Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Sumatera Barat tentang peningkatan kemandirian ekonomi pondok pesantren, melalui perkebunan, tanaman pangan, hortikultura, peternakan, kelautan dan perikanan.
Dari pondok pesantren Nurul Yaqin, rombongan Wamentan menuju Limau Puruik Kecamatan V Koto Timur Kabupaten Padang Pariaman untuk melihat proses pengolahan kopra putih. (prokopim)