Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular adalah Tanggungjawab Bersama

Padang, Sigi24.com--Dalam rangka pengendalian penyakit menular di Kabupaten Padang Pariaman, Dinas Kesehatan melalui Bidang P2P (Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit) menggelar kegiatan advokasi dan koordinasi program pencegahan dan pengendalian penyakit menular, yang dibuka langsung oleh Bupati Suhatri Bur, pada Sabtu (27/11) di Rocky Plaza Hotel Padang.

Bupati Suhatri Bur mengatakan, saat ini bangsa dihadapkan pada berbagai masalah dan persoalan, terutama di bidang kesehatan. Selain menghadapi transisi demografi, juga dihadapkan pada transisi epidemiologi penyakit. Artinya, di satu sisi masih dihadapkan pada masalah tingginya penyakit infeksi (baik re-emerging maupun new-emerging) serta gizi kurang. Di sisi lain, juga dihadapkan pada peningkatan penyakit non-infeksi dan degeneratif seperti kardiovaskuler (jantung), kanker, dan gizi lebih (obesitas). Bagi kelompok usia produktif, kesakitan sangat mempengaruhi produktivitas dan pendapatan keluarga. Yang pada akhirnya, akan menyebabkan kemiskinan.
 
"Mencermati situasi tersebut, kita perlu mewaspadai beberapa penyakit infeksi. Terutama yang bersifat “new emerging diseases” seperti Avian Influenza (AI), HIV-AIDS maupun penyakit infeksi lain yang bersifat “re-emerging diseases” seperti Tuberculosis (TBC), Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, termasuk penyakit Kaki Gajah (Filariasis). Penyakit Kaki Gajah merupakan penyebab utama dari kecacatan, masalah sosial, hambatan psikososial yang menetap, dan penurunan produktivitas kerja, sehingga dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar," terangnya.
 
Dia juga menambahkan, jumlah penemuan kasus Filariasis (Kaki Gajah) di Kabupaten Padang Pariaman dari tahun 2010 hingga tahun 2016 sebanyak 36 orang penderita, yang tersebar di 14 kecamatan dari 17 kecamatan yang ada dan jumlah kasus filariasis yang masih hidup sebanyak 21 orang. Dengan banyaknya penemuan kasus ini, maka Kabupaten Padang Pariaman melakukan upaya pemberian obat pencegahan massal Filariasis selama 5 (lima) tahun. Dari tahun 2013 sampai 2017, dengan tujuan memutus mata rantai penularan penyakit Kaki Gajah bagi seluruh masyarakat.

"Semoga tahun besok kita sudah bisa dinilai oleh Kementrian, apakah pemberian obat pencegahan filariasis kita selama 5 tahun dulu berhasil atau tidak. Kalau tidak berhasil dari hasil surveynya, maka masyarakat Padang Pariaman harus minum obat pencegahan Kaki Gajah ini selama 2 tahun lagi," ungkap Suhatri Bur.

Pada akhir sambutannya, dia mengatakan, jumlah penemuan kasus TBC di Kabupaten Padang Pariaman setiap tahunnya di atas 500 kasus. "Ini menjadi masalah kita semua, bahwa sudah begitu banyak terjadi penularan penyakit TBC pada masyarakat. Sehingga, perlu peran kita bersama untuk mencegah penularan penyakit TBC tersebut dan penyakit menular lainnya. Mengingat tingginya kasus dan beban kematian akibat tuberkulosis ini, dunia telah berkomitmen untuk bebas TBC pada tahun 2050. Namun permasalahan TBC ini tidak dapat diselesaikan jika hanya dibebankan pada sektor kesehatan saja, akan tetapi perlu koordinasi dengan lintas sektor untuk menyelesaikan permasalahan TBC di Indonesia dan menempatkan TBC sebagai isu utama di semua sektor tak terkecuali dari seluruh elemen masyarakat," ulasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Yutiardi Rivai selaku Ketua Pelaksana dalam laporannya mengatakan, tujuan dilaksanakannya kegiatan ini yakninya untuk melakukan upaya peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit menular.

"Jumlah peserta dalam pertemuan ini sebanyak 103 orang, dengan rincian Kepala Dinas, Badan dan Kantor sebanyak 11 orang, Camat sebanyak 17 orang, Direktur RSUD, Kepala Bidang dan Seksi pada Dinkes sebanyak 20 orang dan Kepala Puskesmas beserta koordinator P2PM sebanyak 50 orang," ujar Yutiardy melaporkan.

Selaku Kabid P2P Dinkes Kabupaten Padang Pariaman Efriyeni menambahkan, bahwa penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya agen penyebab yang mengakibatkan perpindahan penularan penyakit dari orang atau hewan yang terinfeksi, kepada orang atau hewan yang rentan, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui perantara atau lingkungan hidup. Sampai saat ini, angka kejadian penyakit menular di Indonesia masih tinggi, dan salah satu di antaranya TBC. Yang menurut Kementrian Kesehatan RI merupakan penyebab kematian nomor 4 tertinggi di Indonesia.

"Untuk menanggulangi hal tersebut, pemerintah mengadakan program ini, tujuannya adalah untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit menular," ujar Efriyeni, mantan Direktur RSUD Padang Pariaman itu. (prokopim)

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies