VII Koto, Sigi24.com--Air bah atau meluapnya air sungai saat musim penghujan, adalah satu dari sekian banyak musibah dan bencana alam di Kabupaten Padang Pariaman. Apalagi, daerah ini punya banyak sungai besar yang berpotensi untuk merubah keadaan tatkala musim air bah itu datang.
Sawah dan ladang milik masyarakat petani di sepanjang sungai seketika punah dan hanyut dibawa arus yang begitu besar. Seperti sungai tak berpikir panjang, kalau saat datang langsung saja menghondoh lahan sawah petani yang sedang menguning, misalnya.
Menyikapi fenomena alam demikian, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Guguak Saiyo Mandiri melakukan gotong royong bersama, membuat baronjong seadanya sebagai antisipasi luapan Sungai Batang Piaman.
Tentu Gapoktan ini melihat dan belajar dari kondisi yang sudah-sudah. Betapa banyak dan acap kejadian yang membuat haluan sungai berubah drastis ketika musim air bah itu datang. Ke depan, jangan lagi hal itu terjadi. Petani yang mayoritas mata pencaharian masyarakat Guguak harus tumbuh dan berkembang dengan baik, sesuai alurnya.
Hasanuddin, Seksi Perencanaan Gapoktan Guguak Saiyo Mandiri menjelaskan, kegiatan goro ini rutin dilakukan kelompok ini, dan tempatnya pun bergiliran di dalam Korong Guguak yang cukup luas ini. "Alhamdulillah, para anggota Gapoktan yang terdiri dari berbagai kelompok tani cukup semangat dan antusias melakukan kegiatan ini," kata dia.
Menurut dia, Sungai Batang Piaman yang melewati beberapa kampung dalam Korong Guguak, adalah satu-satunya sungai besar, di samping ada pula sungai kecil lainnya yang melewati korong ini. "Kita ambil pasir yang bercampur krikil untuk dimasukan ke karung, lalu di susun rapi di pinggir sungai," ulas dia.
"Ya, karung plastik yang biasa digunakan untuk memuat padi yang sudah di panen. Artinya, dengan upaya meluruskan alur jalannya sungai ini, akan mampu menjadikan lahan sawah di pinggirnya jadi dan bisa diolah lagi," ungkap Hasanuddin. (*)